REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -– Talud di Dusun Sutan Senden I, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan ambrol sejak tiga bulan lalu. Namun demikian hingga saat ini kerusakan tersebut belum juga diperbaiki. Akibatnya warga sekitar merasa khawatir dan takut jika sewaktu-waktu wilayah di sekitar talut longsor.
Adapun talud yang longsor memiliki tinggi tiga meter dengan panjang 20 sampai 30 meter dan berada di pinggir aliran Sungai Opak. "Itu taludnya menggantung, sekitar 40 sampai 50 centi meter. Pondasinya memang kurang dalam, sehingga tidak kuat. Jadi kalau aliran sungai deras, talud ambrol," kata warga Sutan Senden I Kardi (40), Jumat (14/4).
Meski talud sisi lainnya masih terlihat kuat, warga masih khawatir terhadap ancaman longsor yang bisa terjadi di wilayah mereka sewaktu-waktu. Apalagi di dekat talud terdapat beberapa rumah warga yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Menurut Kardi talud tersebut merupakan bantuan pasca erupsi Gunung Merapi 2010. Namun ia dan warga sekitar mengaku tidak tahu dari mana bantuan tersebut berasal.
Saat ini warga hanya berharap agar pemerintah segera memperbaki talud yang rusak, agar warga merasa aman. “Ya harapannya talud yang ambrol bisa segera diperbaiki,” ujar Kardi.
Sementara itu Kepala Desa Selomartani Nur Widayati mengaku belum mendapat laporan terkait ambrolnya talud di Dusun Sutan Seden I. Menurutnya, berdasarkan keberadaan lokasi, diperkirakan talud tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat pasca erupsi Gunung Merapi 2010.
"Lokasi taludnya ada di Sungai Opak. Jadi memang kewenangannya ada di BBWSSO (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak),” kata Widayati. Guna menyelesaikan masalah tersebut, ia mengatakan pihaknya akan mengonsultasikan kesrusakan talud pada pihak yang berwenang.