REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menilai bahwa investasi yang dilakukan pemerintah Arab Saudi ketika Raja Salman datang ke Indonesia, masih sangat kecil. Jumlah investasi Rp 89 triliun, kalah jauh dengan investasi yang dilakukan di Cina sebesar Rp 870 triliun.
Research Director at Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak bisa berharap banyak pada investasi pemerintah dan kalangan pelaku usaha dari Arab Saudi. Kondisi perekonomian yang tengah melemah, termasuk dengan harga minyak yang sempat anjlok membuat para investor Arab Saudi akan melihat peluang investasi yang lebih meyakinkan, dan memberikan pemasukan secara pasti.
"Ekonomi mereka sedang berkontraksi. Jadi investor Arab Saudi akan melihat investasi yang mendatangkan hasil cepat dan besar," kata Faisal kepada Republika.co.id, Jumat (14/4).
Cina, lanjut Faisal, tengah mengubah sistem perekonomian bukan hanya dari sektor manufaktur. Negeri Tirai Bambu juga mulai bermain di sektor jasa. Dengan perekonomian yang lebih tinggi, wajar jika investor termasuk dari Arab Saudi berani menanamkan uangnya di negara tersebut.