REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan pertumbuhan jumlah Layanan elektonik Warung Gotong Royong (e-Warong) mencapai 10 ribu buah seiring perluasan jangkauan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga 10 juta keluarga pada 2018.
"Tahun ini (2017-red) kami baru menargetkan tambahan 2.500 e-warong yang tersebar di 98 kota. Tapi tahun depan jumlahnya akan meningkat lebih dari tiga kali lipat," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) Non Tunai di Pendopo Walikota Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (14/4).
Berdasarkan siaran pers yang diterim Republika disebutkan bahwa 2.500 e-warong yang dibangun tahun 2017 diperuntukkan guna melayani sebanyak 1,286 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total nilai sebesar Rp 1,7 triliun.
Adapun jumlah sasaran penerima rastra ada sebanyak 15,5 juta. Dengan demikian konversi Rastra menjadi BPNT masih menyisakan sedikitnya 5,5 juta keluarga yang masih menggunakan sistem lama pada tahun 2018.
Khofifah menjelaskan, BPNT merupakan lompatan besar Pemerintah melalui Kemensos dalam menyalurkan program subsidi beras sejahtera (rastra) yang sebelumnya telah dijalankan.
Skema bantuan tersebut mengubah metode subsidi beras yang sebelumnya disalurkan dengan ditebus 1600 per kilo oleh penerima manfaat. Sementara BPNT diterimakan oleh KPM dengan membelanjakan dana bantuan setiap bulannya sebesar 110 perbulan untuk membeli bahan pangan yang sudah ditentukan di e-Warong.
Khofifah mengatakan penerima manfaat BPNT juga akan semakin mudah dalam mencairkan bantuan karena adanya teknologi interkoneksi dan interoperabilitas. Teknologi ini, lanjutnya, memungkinkan penerima bansos mencairkannya di seluruh ATM bank milik negara.
"Kapanpun dan dimanapun, KPM bisa mengambil dana jika sewaktu-waktu dibutuhkan," tuturnya.