Sabtu 15 Apr 2017 06:02 WIB

Setelah 23 Tahun, GIGI Ingin Ubah Band Jadi 'Brand'

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Grup band Gigi tahun ini memasuki 23 tahun bersama.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Grup band Gigi tahun ini memasuki 23 tahun bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para personel GIGI di bawah manajemen baru "Rumah Cinta Gigi Kita" melakukan terobosan setelah 23 tahun berkiprah. Grup musik asal Bandung itu ingin mengubah GIGI menjadi bukan sekadar band tetapi juga sebuah brand.

"Mungkin ini langkah yang jarang banget dilakukan oleh band-band Indonesia. Kami melakukan peremajaan, update, mengusung GIGI jadi sebuah brand," ujar vokalis GIGI Armand Maulana.

Ia mengatakan, perubahan itu termasuk kehadiran manajemen baru dan situs GIGI yang kini bernama www.gigibandofficial.com. Babak baru tersebut diharapkan bisa membawa perubahan serta pemikiran seru dalam perkembangan GIGI di masa mendatang.

Situs GIGI dirancang sekaligus menjadi platform e-commerce yang menjual berbagai suvenir GIGI. Penggemar yang dijuluki GIGI Kita di seluruh Indonesia disebut Armand bisa dengan mudah membeli kaus, cangkir, tas, bantal, aksesoris ponsel, dan aneka barang dengan desain GIGI.

Band yang beranggotakan Armand Maulana, Dewa Budjana, Thomas Ramdhan, dan Gusti Hendy itu berharap pembaruan yang mereka gagas dapat membantu GIGI terus sukses mengarungi industri musik. Apalagi, keluarga besar GIGI seperti mantan personel Aria Baron, Ronald Fristianto, Opet Alatas, dan Budhy Haryono tetap dilibatkan untuk ikut 'memiliki' GIGI.

"Mereka terlibat di manajemen dan karya. Ada konsep reunian di salah satu lagu album terbaru kami yang dimainkan bersama. Walaupun terpisah, tapi pas main musik bareng tetap ada energi yang nyambung," kata Gusti Hendy, pemain drum GIGI.

Awal Mei 2017, GIGI segera merilis album religi berjudul Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai, bekerja sama dengan Jagonya Musik Sport Indonesia (JMSI). Album tersebut berisi sembilan lagu lawas ciptaan GIGI maupun musisi lain mengenai hubungan antarmanusia dan kritik sosial Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement