Sabtu 15 Apr 2017 07:41 WIB

Korut Persiapkan Perayaan Ultah Kim Il-sung ke-105

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Mural memperlihatkan foto pemimpin Korea Utara Kim Il-sung dan putranya Kim Jong-il
Foto: EPA
Mural memperlihatkan foto pemimpin Korea Utara Kim Il-sung dan putranya Kim Jong-il

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Warga Korea Utara mulai menyimpan karangan bunga di bawah patung mendiang pendiri negara, Kim Il-sung, Jumat (14/4). Negara itu sedang melakukan persiapan untuk merayakan ulang tahun Kim yang ke-105, yang jatuh pada 15 April, di tengah kekhawatiran negara Barat akan uji coba nuklir terbaru Korea Utara.

Hujan ringan membasahi Pyongyang saat warga mulai mendatangi patung Kim. Mereka menggunakan sepatu bot dan memegang payung untuk memberikan penghormatan. Terlihat dua anak sekolah berseragam biru memegang sebuah keranjang bunga yang ukurannya hampir sama dengan tubuh mereka sendiri.

"Jika musuh ingin berperang dengan para pemimpin kami, kami tidak perlu takut karena kami akan menang. Saya tahu tentang bagaimana ketegangan meningkat di Semenanjung Korea dan bagaimana AS dan negara-negara bonekanya yang telah membawa kapal militer mereka ke wilayah tersebut," kata Jon Myon-sop, warga yang bekerja di sebuah stasiun bus.

Ulang tahun Kim, yang dikenal sebagai Hari Matahari, menjadi hari libur nasional di Korea Utara. Pemerintah Korea Utara sering menggunakan peringatan tersebut untuk menampilkan kehebatan militer mereka.

"Kami tidak ingin perang, tapi kami tidak takut perang karena kami memiliki kekuatan yang besar, negara kami adalah yang terkuat di dunia sekarang. Anda dapat melihat semua orang tertawa, semua orang bernyanyi, semua orang merayakan Hari Matahari. Kami tidak takut apa-apa," ujar Cho Hyon Ran, pemandu wisata di lokal.

Parade militer kemungkinan akan diselenggarakan pada Sabtu (15/4), untuk menandai dimulainya perayaan ulang tahun Kim Il-sung. Namun, pemerintah Korea Utara belum memberikan rincian perayaan kepada wartawan asing.

Gerakan wartawan asing di Pyongyang berada di bawah pengawasan dan sangat dibatasi. Percakapan mereka dipantau oleh pemerintah yang menyediakan penerjemah ke dalam bahasa Inggris, dikutip dari Reuters.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement