Ahad 16 Apr 2017 04:01 WIB

Pengamat: Rakyat Indonesia Awasi Penyelesaian Kasus Novel

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Israr Itah
Pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK melakukan doa bersama untuk kesembuhan Novel Baswedan saat melakukan aksi solidaritas di Gedung KPK Jakarta, Kamis (13/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK melakukan doa bersama untuk kesembuhan Novel Baswedan saat melakukan aksi solidaritas di Gedung KPK Jakarta, Kamis (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hukum dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hajar meminta kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan diselesaikan hingga tuntas. Terlebih menurutnya, masyarakat pasti mengawasi penyelesaian kasus tersebut, mengingat KPK menjadi satu-satunya lembaga yang dipercaya.

"Masyarakat Indonesia tidak bodoh dan mengawasi ini semua," kata Fickar saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (15/4).

Maka dari itu, Fickar mengimbau agar Presiden Joko Widodo membentuk tim independen agar kasus tersebut bisa dibongkar hingga ke akar-akarnya. Menurutnya, KPK merupakan hati nurani rakyat. Sehingga, rakyat bisa marah jika lembaga antikorupsi tersebut disentuh dan dizalimi.

"Jika KPK disentuh dan didzolimi, pasti rakyat akan marah dan menjaganya," ucap Fickar.

Sebelumnya, pada Selasa (11/4) pagi, saat pulang berjamaah shalat Subuh di masjid, penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras di wajahnya oleh dua pria tak dikenal. Akibatnya, Novel mengalami gangguan pada mata sebelah kiri dan dirawat di Singapura.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan kemudian sempat menanyai seputar bisnis hijab dan gamis istri Novel terkait peristiwa tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement