REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Save KPK menggelar aksi teatrikal bertemakan menjaga KPK (Guardians of KPK) di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (16/4). Juru Bicara Koalisi Save KPK Tibiko Zabar mengatakan selain mendorong presiden dan Kapolri mengusut tuntas kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan, sebaiknya Pimpinan KPK perlu membentuk sebuah unit khusus yang bertugas mengamankan serta menjaga keselamatan para penyidik KPK.
Selain pihak keamanan, ia menyebutkan, sudah tentu masyarakat Indonesia juga memberikan dukungan dan menjaga KPK. Menurutnya, aparat intelektual diduga kuat berada di balik kasus penyerangan Novel. Patut diduga, penyerangan ini dilakukan terorganisir.
"Kami minta presiden, Kapolri, menuntaskan kasus, membuka siapa aparat intelektual penyerangan novel. Patut diduga penyerangan ini berdasar informasi, dilakukan orang terorganisir," kata Tibiko, Ahad (16/4).
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) itu mengatakan teror terhadap Novel Baswedan merupakan ancaman terhadap KPK, bukan hanya individu. Teror itu merupakan ancaman terhadap upaya pemberantasan koruspi. Teror itu diduga kuat terakait dengan beberapa kasus yang sedang ditangani Novel.
Terlebih, ia mengatakan, kasus teror sudah empat kali dialami Novel. Novel diketahui pernah ditabrak, dikriminalisasi maupun diteror. "Sehingga kami menuntut, harus dituntaskan, kepada presiden Jokowi, Kapolri, ini intimidasi, ancaman, sejauh yang kami tahu, belum ada teror yang berhasil diungkap, bahkan kasus yang menimpa rekan kami Tama S Langkun (aktivis ICW) belum terungkap," ujar dia.