REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- PBB mengutuk keras serangan bom yang menyerangan iring-iringan kendaraan pengungsi Suriah pada Sabtu (15/4) siang waktu setempat. PBB menuntut mereka yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap terjadinya insiden tersebut dibawa ke pengadilan.
Sebuah bom mobil telah menyerang iring-iringan kendaraan pengungsi Suriah. Lebih dari 100 orang dilaporkan tewas akibat serangan itu, termasuk di antaranya pengungsi anak-anak.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam terjadinya insiden penyerangan bom tersebut. "Saya mengutuk serangan itu dan meminta semua pihak menjamin keselamatan dan keamanan orang-orang (warga Suriah) yang meminta dievakuasi," ujar Guterres, seperti dilaporkan laman Sky News, Ahad (16/4).
Para pengungsi yang menjadi korban ledakan bom tersebut berasal dari daerah yang dikuasai pemerintah dan milisi pemberontak. Yakni dari daerah Fiah dan Kefraya yang dikuasai pemerintah dan daerah Madaya serta Zabadani yang diduduki milisi pemberontak. Mereka dievakuasi agar terhindar dari penderitaan akibat perang dari kedua kubu tersebut.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan bom bunuh diri yang kembali menewaskan warga sipil Suriah tersebut. Pihak pemerintah dan milisi pemberontak saling tuding sebagai pelaku di balik penyerangan itu.