REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kalifah Kabupaten Bandung keluar sebagai juara umum pada penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XV tingkat Provinsi Jawa Barat dengan nilai 24 poin. Pengumuman ini disampaikan langsung Ketua Dewan Hakim STQ, Prof Dr KH T Fuad Wahab yang didampingi Sekretaris, Dr H Syukriadi Sambas, pada Penutupan STQ yang berlangsung di PUSDAI, Jalan Diponegoro Bandung.
Posisi kedua diduduki juara bertahan MTQ 2016 , Kafilah Kota Bandung dengan nilai 22 poin. Menyusul pada posisi ketiga, juara umum STQ 2015, Kafilah Kabupaten Bekasi dengan nilai 12 poin.
Ketuua Panitia yang juga Kepala Biro Pelayanan Sosial Pemprov Jawa Barat, Dr H Dadi Iskandar mengatakan, penyelenggaraan STQ yang berlansung sejak 8 hingga 13 April 2017 ini, diikuti 207 peserta putra dan 165 peserta putri. Adapun cabang perlombaan STQ terdiri dari Musabaqah Tilawatil Quran, Musabaqah Hifdzil Quran, dan Musabaqah Tafsiril Quran.
Seluruh juara pada STQ kali ini, mendapatkan uang pembinaan serta berhak mewakili Kafilah Jawa Barat pada penyelenggaraan STQ Nasional di Tarakan Kalimantan Utara, 13 sampai 22 Juli 2017. Juara pertama hingga ketiga juga akan mewakili Jawa Barat di tingkat nasional.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan, saat ini, ada kemajuan luar biasa terutama pada kategori Hifdzil Quran yang berkembang di Jabar. Hal ini ditandai dengan semakin banyak lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan Hafidz Quran. Heryawan pun, mengapresiasi atas kemajuan itu.
"Saat ini banyak sekali penghapal Alquran yang tidak didominasi lagi sekolah-sekolah keagamaan, seperti siswa SMA, Mahasiswa Teknik Pertambangan ITB dan Kedokteran Unpad," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher.
Selain itu, saat ini, sudah banyak perguruan tinggi yang memberikan beasiswa bagi penghapal Alquran. Meskipun belum ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara hapalan Quran dengan prestasi akademik namun, sejumlah mahasiswa yang hafidz memiliki prestasi akademik dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3,7.
Aher berharap, STQ menjadi momentum untuk membudayakan Al quran. Sebab, dengan Alquran yang memasyarakat diharapkan akan menjadi penjaga moral masyarakat sehingga dapat mewujudkan apa yang ada di syair Mars MTQ, negeri Baldatun Toyibatun Warrobbun Ghofur.
"Alquran merupakan pedoman hidup umat muslim, sudah sepantasnya kita menjaga dan mengamalkannya demi kehidupan yang lebih baik," kata Aher.