REPUBLIKA.CO.ID, SIAK SRI INDRAPURA -- Pemerintah Kabupaten Siak, Riau berencana mengembangkan ekonomi kreatif di daeahnya. Hal itu untuk mendukung kekayaan budaya dan sejarah yang ada di kabupaten yang memiliki julukan Siak Kota Istana.
"Pengembangan ekonomi kreatif, kita bekerja sama dengan Bekraft pusat dan BCCF (Bandung Creative City Forum)," kata Bupati Siak Syamsuar di Gedung Maharatu, Siak, Riau, Ahad (16/4).
Ia menjelaskan, BCCF merupakan komunitas yang mengembangkan ekonomi kreatif dan mendapat pengakuan UNESCO. Sehingga, ia optimistis kerja sama itu dapat membantu Siak mengangkat kakayaan sejarah dan budaya untuk memberdayakan masyarakat. Selain itu, Siak menjadi satu dari sejumlah daerah yang menjadi perhatian Bekraf pada 2017.
"Bekraf ada perhatian di Siak, selain di Bandung dan Bojonegoro," kata dia.
Syamsuar menyebut, BCCF melirik 16 sektor di Siak yang berpotensi dikembangkan oleh pengrajin Siak. Pun ia meyakini, kegiatan seni dan kuliner dapat memacu pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di Siak. Sia
Saat ini, Syamsuar mengatakan, ada 14 cagar budaya yang menjadi andalan pariwisata Siak. Masing-masing, makam Raja Kecil Buantan, makam Koto Tinggi, makam Sultan Syarif Kasim II, Masjid Raya Siak Sri Indrapura, jembatan Istana Kerajaan Siak, gudang mesiu Kerajaan Siak, Balai Kerapatan Tinggi Siak, makam Mahrum Mempura, rumah bekar Landraad, rumah bekas Kontroleur, bekas tangsi Belanda, Klenteng Hock Sing Kiong dan rumah Datuk Pesisir.
"Sudah dibuat kawasan kota wisata. Kita ingin mengembangkan kota pusaka," kata dia.