REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S. Pane menilai tidak ada keseriusan dari jajaran Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus 'bom mobil', yang gagal meledak di Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (15/4). IPW juga mendesak Polri segera menurunkan Densus 88 untuk memburu pelaku.
"Bom mobil Cawang, adalah modus baru dalam sejarah terorisme di negeri ini. Sepertinya ada kelompok teror baru yang hendak menciptakan bom molotov raksasa di Cawang," kata Pane dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (17/4).
Pada Sabtu (15/4) tengah malam, di dekat lokasi pengajian Front Pembela Islam (FPI) di daerah Cawang, terjadi ledakan yang begitu keras, bersumber dari sebuah mobil Avanza yang terbakar. Beruntung tidak ada massa yang menjadi korban.
Pena mengatakan, Densus 88 harus menyelidiki secara serius, untuk mencari pelaku teror tersebut. Karena, lanjut Pane, Densus 88 sebenarnya sangat mudah untuk memburu pelaku dan pemilik mobil tersebut dengan cara melihat casis mobil tersebut.
"Apakah aksi teror ini dilakukan oleh kelompok lama atau baru. Jika mencermati aksi teror selama ini, kelompok lama hanya menggunakan mobil untuk bom bunuh diri atau bom seperti bom Bali," tegas Pane.
Pane mendesak Polri segera mengungkap motif dan pelaku. Jangan sampai ada anggapan ada yang ingin meneror atau memprovokasi umat Islam ketika sedang melakukan pengajian. Pane juga menyayangkan kinerja Polda Metro Jaya yang terkesan lamban.
"Ya khawatir modusnya ditiru kelompok teror lain, mereka tidak perlu menggunakan bahan peledak tapi cukup membawa puluhan jeriken bensin," ucap Pane.