Senin 17 Apr 2017 19:15 WIB

Laba Bersih BTN Syariah Tumbuh Lampaui Induk

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
 Karyawan melayani nasabah di banking Hall bank BTN Syariah, Jakarta, Selasa (24/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawan melayani nasabah di banking Hall bank BTN Syariah, Jakarta, Selasa (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Syariah membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 93,79 miliar atau tumbuh 33,41 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp 70,3 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kinerja positif konvensional.

Direktur Utama BTN, Maryono menjelaskan, perolehan laba bersih tersebut didukung oleh pertumbuhan pembiayaan yang tinggi dan perbaikan kualiats pembiayaan.

"Labanya tumbuh lebih baik dibandingkan konvensional yang tumbuh 21,03 persen. Pembiayaan juga tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 27,43 persen dari Rp 11,63 triliun menjadi Rp 14,81 triliun,"ujar Maryono dalam paparan kinerja perseroan di Menara BTN, Jakarta, Senin (17/4).

Kenaikan pembiayaan tersebut juga turut mendukung peningkatan aset UUS sebesar 20,46 persen yoy menjadi Rp 17,8 triliun pada kuartal I 2017. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) naik 20,15 persen yoy dari Rp 12,1 triliun menjadi Rp 14,53 triliun pada kuartal I 2017. Pertumbuhan terbesar disumbangkan dari kenaikan tabungan dan giro.

Dari sisi kualitas pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah atau Nonperforming Financing (NPF) UUS tercatat rendah, turun dari 1,62 persen pada kuartal I 2016 menjadi 0,95 persen. Sedangkan NPF bersih turun dari 0,90 persen menjadi 0,62 persen.

Direktur UUS BTN Oni Febriarto menjelaskan, rendahnya NPF ini dikarenakan model pembiayaan syariah yang harus disesuaikan dengan kemampuan nasabah. "Berdasarkan cashflow termasuk imbal jasa, jadi kita sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan nasabah, kombinasi penagihan dan restrukturisasi. Makanya NPF bisa rendah," ujar Oni.

Sementara itu rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) nasabah konvensional yakni masih cukup tinggi sebesar 3,34 persen yoy, turun dari sebelumnya 3,59 persen. Pada tahun ini perseroan menargetkan NPL konvensional dapat turun di kisaran 2,47 - 2,49 persen per akhir tahun. 

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2017, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp 594 miliar atau tumbuh 21,03 persen yoy. Adapun kredit perseroan tumbuh sebesar 18,71 persen yoy menjadi Rp 169,69 triliun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement