Senin 17 Apr 2017 18:16 WIB

Sebelum Eksekusi, Pembunuh Sekeluarga di Medan Ajak Korbannya Nyabu

Rep: Issha Harruma/ Red: Israr Itah
Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel didampingi Dirreskrimum Kombes Nur Fallah dan Kepala Labfor Polri Cabang Medan Kombes Wahyu Marsudi memaparkan kasus  pembunuhan sekeluarga di Medan. Rilis kasus ini digelar di Mapolda Sumut, Senin (17/4).
Foto: Republika/Issha Harruma
Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel didampingi Dirreskrimum Kombes Nur Fallah dan Kepala Labfor Polri Cabang Medan Kombes Wahyu Marsudi memaparkan kasus pembunuhan sekeluarga di Medan. Rilis kasus ini digelar di Mapolda Sumut, Senin (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Andi Lala (37), tersangka otak pembunuhan satu keluarga di Medan mengaku sempat mengajak korbannya, Riyanto (40 tahun), untuk mengonsumsi narkoba. Sabu tersebut sengaja disediakan Andi Lala untuk membuat korban lengah sebelum dihabisinya.

"Menurut saksi mahkota atau tersangka lain, korban memang diajak nyabu sebelum dieksekusi," kata Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel di Mapolda Sumut, Senin (17/4).

Dia mengatakan, sabu tersebut dibeli Andi Lala dengan harga Rp 300 ribu dari uang hasil menggadaikan motornya. Selain sabu, Rycko mengatakan, uang hasil gadai itu juga digunakan untuk membeli besi untuk membunuh korban serta membayar biaya sewa kendaraan untuk ke rumah korban. Motor miliknya digadaikan sehari sebelum beraksi atau pada Sabtu (8/4) pagi.

"Sabu itu untuk mancing korban dan membuat korban lengah saat gunakan itu (sebelum dibunuh)," ujar dia.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Nur Fallah menambahkan sabu itu sudah dipakai berdua Andi Lala dan Riyanto di dalam rumah.

Usai mengonsumsi sabu dengan Riyanto, Andi Lala pun langsung beraksi. Dia menghantam kepala Riyanto dengan besi seberat 11 kg yang sudah disiapkannya dan disimpan di dalam jaket. Riyanto lalu jatuh bersimbah darah.

Andi Lala kemudian masuk ke kamar tempat istri Riyanto, Sri Ariyani (38), yang sedang tidur bersama tiga anaknya. Dia lalu membongkar lemari untuk mencari barang berharga. Saat itu, Sri Ariyani terbangun dan langsung dihabisi Andi Lala. 

Ketiga anaknya, Naya (14), Gilang (8), dan K (4) pun ikut terbangun. Tanpa belas kasihan, Andi Lala juga menghantam ketiganya. Naya dan Gilang tewas seketika. Sementara K lolos dari maut dan masih dirawat di rumah sakit hingga saat ini.

Mendengar suara anak-anak menangis, mertua Riyanto, Marni (60), lalu masuk ke dalam kamar mereka. Nahas, saat menyalakan lampu yang sengaja dimatikan tersangka, Marni juga ikut dibunuh.

Saat pembunuhan keji ini terjadi, dua rekan Andi Lala, Roni Anggara (21), dan Andi Saputra (27) berjaga di depan rumah. Mereka berperan mengawasi keadaan agar tidak ada warga yang mengetahui aksi tersebut. Ketiganya pun langsung meninggalkan lokasi usai para korban meregang nyawa.

"Besi yang digunakan untuk memukul korban dibuang ke saluran air dekat TKP, sekitar 200 meter dari rumah korban," kata Nur Fallah.

Pembunuhan itu pun diketahui dilatari oleh masalah narkoba. Menurut Nur Fallah, dua bulan lalu, Andi Lala menyerahkan uang Rp 5 juta kepada Riyanto untuk dibelikan sabu. Namun, setelah menunggu lama, sabu itu tidak dia dapatkan sementara uangnya pun tak kembali.

"Korban Riyanto itu adalah pemakai narkoba, sama dengan Andi Lala," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement