REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina meningkatkan kepemilikannya atas surat utang atau obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Februari, setelah menguranginya 7,3 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Data terbaru Departemen Keuangan AS yang dirilis Senin (17/4) memperlihatkan bahwa Cina menambah jumlah kepemilikan surat utang AS sebesar 8,6 miliar dolar AS pada Februari, menjadikan total kepemilikannya sebesar 1,09597 triliun dolar AS.
Cadangan devisa Cina naik menjadi 3,0091 triliun dolar AS pada akhir Maret, menurut statistik dari Bank Sentral Cina, Peoples Bank of China (PBoC). Ini adalah pertama kalinya cadangan devisa meningkat selama dua bulan berturut-turut sejak April 2016.
Kekhawatiran tentang arus keluar modal dari Cina telah surut akhir-akhir ini, karena ekonomi negara tersebut berada pada pijakan yang lebih kuat.
Jepang, yang menyalip Cina sebagai pemegang terbesar surat utang AS pada Oktober lalu, juga meningkatkan jumlah kepemilikkannya senilai 12,6 miliar dolar AS menjadi 1,1151 triliun dolar AS pada Februari.
Pada akhir Februari, keseluruhan kepemilikan asing terhadap surat-surat utang AS meningkat menjadi 6,012 triliun dolar AS dari angka Januari di 5,953 triliun dolar AS.