Selasa 18 Apr 2017 11:33 WIB

Korban Longsor Aceh Tenggara Trauma Hujan Sore Hari

Kawasan Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
Foto: Dikpora.acehtenggarakab.go.id
Kawasan Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTACANE -- Sejumlah warga yang menjadi korban bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, mengaku trauma dengan peristiwa hujan terutama di sore hari.

"Bila turun hujan di sore hari, maka saya langsung teringat akan peristiwa itu (longsor dan banjir bandang)," ucap Marpaung (43), warga Desa Lawe Kesumpat, Kecamatan Lawe Sigala Gala, Aceh Tenggara, Selasa (18/4).

Dia mengaku, memiliki seorang istri dengan lima orang anak, dan kini masih mengungsi di tempat saudara karena rumahnya mengalami rusak berat akibat tanah longsor dan banjir bandang. Ia berkata, bencana tejadi begitu cepat. Sore hari itu sekitar jam 18.00 Wib, terdengar suara gemuruh dari lereng pegunungan yang merupakan kawasan ekosistem Leuser, tak lama kemudian diikuti suara air bah yang menghamtan dan membawa berbagai material seperti bebatuan, tanah, pasir, dan kayu gelondongan.

"Sangat cepat terjadi. Kami cuma berpikir untuk menyelamatkan anggota keluarga dengan sehelai baju di badan, tanpa berpikir membawa harta benda," tuturnya.

"Peristiwanya, persis sama sewaktu hujan kemarin (Senin, 17/4) sore. Karena berlangsung sampai malam hari," terang Manurung.

Abdurrahman (45), warga di Desa Bukit Merdeka, Kecamatan Semadam, mengatakan, dirinya dan keluarga sangat menginginkan secepatnya bisa melupakan peristiwa bencana itu. "Tapi teringat peristiwa tersebut, dan hingga kini terlihat rumah kami tertimbun lumpur, jadi teringat lagi," kata dia.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (15/4), ketika mengunjungi korban dua kecamatan mengklaim, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah hadir di Aceh Tenggara melihat kerusakan rumah. "Kementerian PUPR, sudah hadir di sini. PUPR sudah hadir. Jadi, ketika pada saat terjadi bencana alam atau bencana sosial," ujar Menteri Khofifah di Posko Bukit Merdeka.

Bencana bencana tanah longsor dan banjir bandang terjadi di Aceh Tenggara, Selasa, (11/4), menerjang 14 desa terdiri satu desa berada di Kecamatan Semadam, dan 13 desa di Kecamatan Lawe Sigala Gala. Terdapat 178 rumah hilang karena hanyut, lalu 303 rumah dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Lebih dari 3.000 jiwa menjadi korban, dan tercatat dua orang di antaranya meninggal dunia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement