REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Lembaga Penjaminan Mutu Pesantren memang tengah diperbincangkan. Terutama, soal salah satu tugasnya yang mungkin akan mengawasi kitab-kitab yang diajarkan di pesantren-pesantren.
"Terlalu naif," kata Ketua Umum Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI), Prof Didin Hafidhuddin kepada Republika.co.id, Selasa (17/4).
Guru Besar Institut Pertanian Bogor itu merasa Kemenag terlalu naif, lantaran terlalu jauh melakukan pengawasan ke pesantren. Terlebih, kalau memang akan dilakukan sampai kepada kitab-kitab yang diajarkan di pesantren-pesantren.
Didin menyarankan, akan lebih baik kalau Kemenag membuat atau menyusun kita-kitab atau buku-buku yang memiliki kualitas yang lebih baik. Menurut dia, langkah itu bisa diambil sebagai pilihan lain atas penggunaan buku-buku turots.
"Lebih baik, Kemenag membuat atau menyusun kitab atau buku yang lebih berkualitas sebagai alternatif daripada buku-bukunya turots," ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut