REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 3,47 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (18/4) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 14,33 triliun. Adapun jumlah dana yang diserap tersebut berasal dari seri SPNS05102017, PBS013, PBS014, PBS011, dan PBS012.
"Total penawaran yang masuk yaitu sebesar Rp 14,33 triliun,"ujar Direktur Pembiayaan Syariah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, Selasa (18/4).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS05102017 mencapai Rp 2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,50 persen dan imbalan secara diskonto. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 5 Oktober 2017 sebesar Rp 6,28 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 5,44 persen dan tertinggi 6,50 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS013 sebesar Rp 720 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,93 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ini mencapai Rp 3,14 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,91 persen dan tertinggi 7,31 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp 0 yang menandakan pemerintah tidak menyerap seri ini. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp 1,68 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,13 persen dan tertinggi 7,28 persen.
Untuk seri PBS011, jumlah dimenangkan sebesar Rp 420 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,36 persen dan tingkat imbalan 8,75 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Agutus 2023 ini mencapai Rp 1,14 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,31 persen dan tertinggi 8,00 persen.
Untuk seri PBS012, jumlah dimenangkan mencapai Rp 260 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,95 persen dan tingkat imbalan 8,875 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2031 ini mencapai Rp 2,09 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,91 persen dan tertinggi 8,22 persen.
Sebelumnya, Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 4,46 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa(4/4) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 14,52 triliun. Dengan demikian, tidak jauh berbeda dengan lelang sebelumnya dimana peminatan atas lelang SBSN kali ini cenderung lebih rendah dari sebelumnya.
Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai, kondisi ini cenderung berbeda dengan pasar sekunder dimana volume beli terjaga yang membuat harga pasar obligasi cenderung masih berada di tren positifnya.
"Dalam hal ini, kemungkinan pelaku pasar lebih banyak yang memilih SUN konvensional yang mampu memberikan gain dari sisi harga jika dibandingkan dengan SBSN yang cenderung sideways," ujar Reza.