Selasa 18 Apr 2017 22:51 WIB

Demonstran Kashmir Diikat di Depan Mobil Jadi Perisai Manusia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Mahasiswa Kashmir berlari mencari perlindungan saat polisi India menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan bentrokan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 17 April 2017.
Foto: AP Photo/Mukhtar Khan
Mahasiswa Kashmir berlari mencari perlindungan saat polisi India menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan bentrokan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 17 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Sebuah video secara mengejutkan menunjukkan seorang pria diikat di depan mobil tentara India untuk dijadikan perisai manusia. Pria itu dilaporkan adalah seorang demonstran yang melempari batu ke petugas keamanan India, untuk memprotes kekuasaan India dalam jajak pendapat lokal di Budgam, Kashmir.

Dilansir dari Daily Mail, tentara India kemudian membawa mobil itu konvoi melewati desa-desa. Mereka mengatakan siapa pun yang berani melempar batu, akan mengalami nasib yang sama dengan pria tersebut.

Juru bicara Militer India Kolonel Rajesh Kalia mengatakan video itu kini sedang diperiksa. "Isi video sedang diverifikasi dan diteliti," kata dia dalam sebuah pernyataan.

Beberapa sumber militer mengklaim hal itu merupakan tindakan pertahanan yang dilakukan petugas untuk menghadapi gerombolan pelempar batu. Jumlah demonstran yang melempari batu semakin banyak sehingga 15 tentara yang berjaga telah kalah dalam segi jumlah.

"Jumlah kerumunan yang semakin meningkat akan mengakibatkan pertumpahan darah. Untuk mempertahankan diri, komandan menangkap demonstran dan mengikatnya ke jip," kata sumber itu.

Pekan ini Distrik Budgam diwarnai dengan banyak aksi kekerasan. Polisi dan tentara menembaki ribuan demonstran yang meneriakkan slogan-slogan menentang kekuasaan India. Delapan warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk tentara yang dilempari dengan batu.

Rekaman video pria yang diikat di depan mobil itu menuai protes dan kecaman dari masyarakat internasional. Mereka menuntut agar pemerintah segera melakukan penyelidikan.

"Pemuda ini diikat di depan sebuah jip militer untuk memastikan tidak ada batu yang dilemparkan ke jip? Ini begitu mengejutkan!" tulis pemimpin oposisi Omar Abdullah, dalam akun Twitter pribadinya.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan, pasukan India di Kashmir telah menggunakan perisai manusia sejak akhir 1980-an. Saat itu pemberontakan bersenjata terhadap kekuasaan India meletus di seluruh wilayah.

"Ini adalah jenis kejahatan yang tidak diketahui selama beberapa dekade. Sekarang, karena adanya ledakan di media sosial, kejahatan ini akhirnya diketahui,' kata seorang aktivis Kashmir, Khurram Parvez.

Kashmir, yang penduduknya mayoritas Muslim, telah dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah India dan Pakistan sejak akhir pemerintahan Inggris pada 1947. Kedua negara kemudian sama-sama mengklaim wilayah itu secara keseluruhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement