REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) segera menyelidiki tersangka Andi Lala merupakan otak pelaku pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, mengenai kasus kepemilikan narkoba.
"Karena Andi Lala mengaku bahwa sebelum menghabisi nyawa korban Riyanto, terlebih dahulu ia mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, usai pemaparan kasus pembakaran, di Mapolrestabes Medan, Selasa (18/4).
Selain itu, menurutnya korban Riyanto memiliki utang pembelian sabu-sabu sebanyak Rp5 juta yang belum dibayarkan. "Pengakuan yang disampaikan tersangka itu, perlu diteliti kebenarannya dan Polda Sumut tidak akan mudah mempercayai begitu saja," ujar Irjen Pol Amelza.
Ia menyebutkan, Polda Sumut akan memeriksa seluruh pernyataan Andi Lala atas tuduhan mengenai narkoba terhadap Riyanto. Hal tersebut, kemungkinan bisa saja tersangka sengaja mencari berbagai alibi untuk mengalihkan penyelidikan kasus pembunuhan satu keluarga itu.
"Namun, penyidik Polda Sumut juga memiliki starategi yang handal, dan tidak akan bisa dipengaruhi tersangka," ucap jenderal bintang dua itu.
Ketika ditanyakan mengenai tersangka mengaku bahwa Riyanto mempunyai utang pembelian narkoba itu, merupakan alibi, Amelza mengatakan, bisa saja, namun penyidik juga cerdas dalam menganalisa ucapan Andi Lala.
"Polda Sumut juga mempelajari secara mendalam kepribadian tersangka pembunuhan sadis satu keluarga itu," kata Kapolda Sumut.
Sebelumnya, Andi Lala beserta dua tersangka lain yakni Roni Anggara dan Andi Saputra mendatangi rumah Riyanto di Jalan Mangaan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, pada Sabtu (8/4) malam. Setelah mengonsumsi sabu-sabu, Andi Lala dan dua tersangka lain menghabisi Riyanto dan keluarga pada Minggu (9/4) dini hari. Eksekusi tersebut, sekitar pukul 01.00 WIB hinggga 02.00 WIB dengan alat yang telah disiapkan.
Warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dikagetkan karena adanya lima warga yang ditemukan tewas pada Minggu (9/4) pagi.
Kelima korban yang tewas diketahui Rianto (40) dan isterinya Riyani (35), dua anaknya Syafa Fadillah Hinaya (15) dan Gilang Laksono (11) dan mertuanya bernama Marni (60).
Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kinara (4) ditemukan dalam kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.