Rabu 19 Apr 2017 13:06 WIB

Slank Berharap Pilgub DKI Jakarta Jadi Contoh Baik

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Esthi Maharani
Bimbim Slank menggunakan hak suara di TPS 16 Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (19/4).
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Bimbim Slank menggunakan hak suara di TPS 16 Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik Slank berharap Pilgub DKI Jakarta putaran kedua berlangsung kondusif. Sebab, Jakarta dianggap sebagai contoh dan sorotan oleh seluruh wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

"Kalau Jakarta damai, semua ikut damai. Kalau ribut, semua jadi ribut, kalau asyik semua juga asyik-asyik saja," ujar Bimbim, salah satu personel Slank, saat dijumpai usai mencoblos di TPS 16 Pancoran, Jakarta Selatan.

Pria bernama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi itu mengaku mendapat berbagai sms dan whatsapp dari banyak Slankers dari seluruh Indonesia empat bulan terakhir. Semuanya mengharapkan kedamaian sama sekaligus antusias terhadap gelaran pesta demokrasi di Jakarta.

Bimbim menilai, proses Pilgub DKI Jakarta selama ini sudah cukup kondusif. Ia tak sepakat jika disebut ada kericuhan karena kalangan akar rumput dilihatnya santai-santai saja menghadapi pesta demokrasi tersebut.

Namun, ke depan Bimbim ingin ada aturan lebih ketat soal pendanaan dan tata tertib Pilkada. Musisi 50 tahun itu berharap proses memilih pemimpin daerah itu tidak banyak menghabiskan energi, uang, dan terlalu menguras otak.

Ayah tiga anak tersebut mengaku senang masyarakat di markas besar Slank, bilangan Gang Potlot, berpikiran terbuka. Meski punya pilihan berbeda sesuai hati nurani masing-masing, semua tetap damai dan hidup berdampingan seperti biasa.

"Enggak apa-apa beda yang penting tetap nge-Slank. Kalau gara-gara memilih pelayan negara doang sampai ricuh dan adu fisik, berarti ada celah di aturan hukum," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement