REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bandara Kulonprogo tengah dalam proses pembangunan. Berbagai persiapan terus dilakukan, termasuk sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola bandara.
Hingga saat ini Pemkab Kulonprogo tengah membiayai 20 orang warganya untuk menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Yogyakarta.
"Sekarang ada 20 warga Kulonprogo yang sekolah di sini untuk jurusan ground handling," kata Ketua STTKD Yogyakarta Udin Kurnadi saat ditemui di Kampus Terpadu STTKD, Selasa (19/4).
Menurutnya 20 mahasiswa asal Kulonprogo itu menjalani pendidikan selama satu tahun. Adapun biaya pendidikan seluruh mahasiswa ditanggung 100 persen oleh Pemkab setempat. Ke depannya, setelah program pendidikan selesai, mereka akan ditempatkan untuk menjadi pegawai di Bandara Baru Kulonprogo.
Udin menuturkan, Pemkab Kulonprogo sengaja memberikan pendidikan pada warganya agar bandara dapat dikelola oleh masyarakat setempat. "Rencananya kan memang begitu. Jadi ke depannya jangan sampai masyarakat Kulonprogo hanya jadi penonton di bandara baru," ujar Udin.
Tahun depan Pemkab Kulonprogo berencana kembali memberikan pendidikan serupa bagi warganya. Setidaknya ada 30 mahasiswa baru asal Kulonprogo yang akan menjalani pendidikan D3 manajemen transportasi udara dengan beasiswa yang sama.
Selain bagi Bandara Kulonprogo, STTKD Yogyakarta juga tengah menyiapkan SDM bagi Bandara Baru Majelengka. Bahkan sejak tiga tahun lalu, jumlah mahasiswa asal Majalengka sudah mulai meningkat. Mereka mengambil berbagai program pendidikan, mulai dari teknik dirgantara sampai pramugari.
"Mahasiswa asal Majalengka itu ada 200 orang dari tiga angkatan," kata Udin.
Sedangkan total seluruh mahasiswa STTKD saat ini berjumlah seribu orang. Namun demikian, di antara mereka ada juga yang membiayai pendidikannya secara mandiri.
Ke depannya selain menyiapkan SDM, STTKD juga akan meluncurkan pesawat pertikopter. Di mana pesawat tersebut dapat terbang dengan ruang runway yang tidak begitu panjang.