Rabu 19 Apr 2017 17:49 WIB

Ahok-Djarot 'Tersandung' Sembako dan Pesan Prabowo

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Angga Indrawan
Pasangan Cagub Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menerima ucapan selamat dari simpatisan usai menggelar konferensi pers di Posko Pemenangan Paslon Anies-Sandi Kertajaya, Jakarta, Rabu (19/4).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Pasangan Cagub Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menerima ucapan selamat dari simpatisan usai menggelar konferensi pers di Posko Pemenangan Paslon Anies-Sandi Kertajaya, Jakarta, Rabu (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny JA, mengungkap sejumlah faktor yang membuat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak unggul atas calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di versi hitung cepat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Tren isu yang berkembang dua pekan terakhir ini, Denny JA mengatakan, membuat Ahok dapat dikalahkan. "Pertama adalah yang kita sebut blunder sembako. Kita mendengar betapa banyak sembako yang dibagikan masif sekali ketika masa tenang. Kita tak tahu siapa yang melakukan, tapi media mem-frame itu dibagikan oleh tim yang mendukung Ahok," ujar Denny di Gedung LSI, Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Rabu (19/4).

Dalam kasus ini, Denny menangkap pesan penting bahwa pemilih Jakarta tidak menilai positif sembako tersebut. "Mungkin sebagian kecil publik menengah ke bawah senang, tapi majority public tidak suka. Di situ blunder-nya. Blunder electoral. Membuat satu tindakan yang menyalahi aturan, ternyata mendatangkan sedikit tambahan tapi lebih banyak kerugian," katanya.

Kedua, Denny menuturkan, merosotnya perolehan suara Ahok dalam quick count LSI Denny JA juga disebabkan oleh efek Prabowo Subianto. Prabowo dan Anies dinilai kembali membawa isu-isu kebangsaan.

"Ini poin penting. Dari Anies ini begitu tinggi di-frame (oleh media) begitu kental Islamnya, begitu kental kanannya. Prabowo datang dengan aneka meme dan manuvernya apa yang dikatakan 'Saya akan jadi orang pertama yang menurunkan Anies-Sandi ketika mereka tidak setia kepada Pancasila dan keberagaman'," ujarnya.

Menurut Denny, Prabowo pun mengatakan dalam video berikutnya 'Mari kita akhiri Jakarta yang terbelah, Jakarta yang gaduh karena bisnis memerlukan politik yang stabil dan ekonomi memerlukan keamanan dan kita memiih jakarta yang bersatu'.

"Nah ini semua nilai yang disukai kebinekaan, stabilitas keamanan, persatuan. Ini nilai segar dari Anies di putaran kedua. Akhirnya mendapatkan tambahan suara dari pemilih. Jika kita lihat hasil selisih Anies-Sandi cukup besar melawan Ahok ya di atas enam persen. Sementara banyak survei selisihnya hanya 1,2 persen saja," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement