REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Tim pencari korban longsor gabungan dari SAR, TNI, hingga relawan memutuskan untuk menghentikan pencarian korban tertimbun longsor di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Operasi PPE (pencarian, penyelamatan dan evakuasi) diputuskan selesai, ditutup, Rabu (19/4), kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, Kamis.
Ia mengatakan hingga saat ini tim memang masih ada di lokasi posko, Dusun Sumberbendo, Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
"Hari ini, kegiatan difokuskan pembersihan sisa material
longsoran yang menutup atau membendung arus sungai agar aliran sungai berjalan dengan lancar," katanya.
Ia menambahkan pembersihan sisa material itu akan dilakukam tim hingga 22 April 2017.
Agus juga mengatakan, keputusan untuk menghentikan pencarian korban itu juga melibatkan pembicaraan dengan keluarga korban. Mereka diberi penjelasan terkait dengan hasil pencarian pascalongsor, Ahad (9/4).
"Keluarga korban merasa cukup puas dan berterima kasih pada seluruh tim atas upaya PPE yang sudah dilakukan yang melibatkan banyak sumber daya," katanya.
Pascalongsor hingga saat ini, lima korban tertimbun tanah longsor di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos masih belum ditemukan.
Ia pun tetap meminta pada warga yang tinggal, terutama di daerah yang rawan longsor, berhati-hati. Mereka diimbau tidak masuk pada zona merah yang sudah diberikan tanda oleh petugas, sebab risikonya tinggi.
Sejumlah pejabat juga datang langsung ke lokasi bencana. Mereka bertemu dengan para korban, di antaranya Menteri Sosial Khofifah Indar Parwansa, hingga Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko.
Pangdam pun meminta seluruh prajurit, tim SAR, hingga relawan, berhati-hati saat melakukan pencarian serta pembersihan lokasi longsor.