REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence ke Indonesia membuka angin segar bagi kerja sama baik kedua negara. Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, nilai investasi AS ke Indonesia cukup besar. Pada 2012 hingga 2016, AS menduduki peringkat nomor lima sebagai investor di tanah air.
"Sayangnya, 90 persen dari investasi itu di bidang migas dan pertambangan," ujar dia di Jakarta, Kamis (20/4).
Untuk itu, yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia kini adalah pemindahan atau pengalihan investasi dari migas dan pertambangan ke sektor lain. Beberapa sektor yang dapat menjadi peluang baik bagi AS adalah sektor digital, teknologi, manufaktur, sektor jasa seperti aerospace, industri pesawat, industri otomotif, dan industri alat infrastruktur.
Kedua negara, menurut Thomas, memiliki kesamaan dari sisi kepala negara. Baik presiden Indonesia Joko Widodo maupun presiden AS Donald Trump merupakan pengusaha.
"Jadi dari awal, chemistry keduanya sangat baik. Keduanya berpikir seperti pengusaha, sangat praktis dan logis," tambah Thomas.
Namun, ia mengatakan perlu adanya keterbukaan dari kedua pihak terutama dalam penyelesaian beberapa kendala investasi seperti Google, JP Morgan, dan PT Freeport. Wakil Presiden AS, Mike Pence berkunjung ke Indonesia pada Rabu (19/4) untuk membahas sejumlah kerja sama terutama bidang ekonomi dan perdagangan.