REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berencana mengakuisisi dua bank pada tahun ini. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan akuisisi tersebut bertujuan agar perusahaan bisa lebih menggarap sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan bisnis digital.
Ia berharap akuisisi tersebut dapat dilaksanakan pada semester kedua tahun ini. Namun, perseroan masih enggan menyebut nama dua bank tersebut
"Kami harus mantap dulu baru diajukan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," ujarnya di Jakarta, Kamis, (20/4).
Jahja mengungkapkan, BCA telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp 4 triliun untuk mendanai anak usaha serta akuisisi. "Anak perusahaan ada tujuh tapi tidak semuanya butuh modal. Saya kira anak usaha butuh di bawah Rp 1 triliun. Baru sisanya untuk akuisisi," kata Jahja.
Bank Central Asia Tbk dan entitas anaknya mencatat kinerja keuangan pada kuartal I 2017 dengan pertumbuhan laba bersih 10,7 persen menjadi Rp 5,0 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,5 triliun. Pendapatan operasional BCA, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, tumbuh 5,3 persen menjadi Rp 13,5 triliun pada kuartal I 2017 dibandingkan Rp 12,8 triliun pada kuartal I 2016.
Pada akhir Maret 2017, outstanding kredit BCA tercatat sebesar Rp 409 triliun, tumbuh 9,4 persen dibanding posisi sama tahun sebelumnya. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen, meningkat dari 1,3 persen pada akhir Desember 2016. Rasio NPL tersebut tetap berada di bawah rata-rata industri perbankan yang berada pada kisaran 3 persen.
BCA juga membukukan cadangan kredit sebesar Rp 12,2 triliun, meningkat 29,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, rasio cadangan kredit bermasalah tercatat sebesar 203,3 persen. Posisi permodalan dan likuiditas BCA tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal 23,1 persen dan rasio kredit terhadap pendanaan sebesar 75,1 persen per 31 Maret 2017.
Kemudian, dana pihak ketiga BCA pada akhir Maret 2017 meningkat 13,8 persen yoy mencapai Rp 535,1 triliun. Dana CASA tumbuh 12,1 persen yoy menjadi Rp 405,4 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga BCA, yaitu sebesar 75,8 persen. Dana tabungan mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,0 persen yoy menjadi Rp 268,3 triliun, sementara dana giro meningkat 16,4 persen yoy mencapai Rp 137,1 triliun. Dana deposito tercatat sebesar Rp 129,7 triliun pada akhir Maret 2017, naik 19,4 persen yoy.