REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito mengatakan Pasar Klewer yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/4), akan dijadikan standar pelayanan pemerintah terhadap pedagang rakyat se-Indonesia.
Menurut Enggartisto Lukito perbaikan pelayanan terhadap pedagang Pasar Klewer diwujudkan dengan diberikan tiga kartu yakni retrebusi elektronik (e-Retribusi), yang merupakan wujud transparasi guna mengantisipasi kebocoran, Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, dan nomor pokok wajib pajak (NPWP).
"Kartu e-retribusi, BPJS Ketenagakerjaan, dan NPWP tanda bahwa Pasar Klewer menjadi pasar modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. Kami dijadikan standar pelayanan pemerintah terhadap pedagang rakuat se-Indonesia," kata Mendag disela peresmian Pasar Klewer Solo oleh Presiden Joko Widodo.
Selain itu, kata Mendag, terobosan lain oleh pemerintah daerah, yakni pedagang Pasar Klewer, yang sebelumnya tidak dikenakan retribusi saat menempati di pasar darurat. Kebijakan itu, bentuk empati pemerintah, dan komitmen agar negara selalu hadir terutama pada masa sulit.
Mendag mengatakan pembangunan Pasar Klewer dilaksanakan secara bertahap dengan total anggaran sebesar Rp 157,8 miliar dari sumber APBN di luar APBD, di mana 2015 mendapatkan anggaran melalui dana tugas perbantuan sebesar Rp 61,8 miliar untuk pembangunan basement dan lantai satu.
Pada anggaran APBN 2016 mendapat alokasi dana senilai Rp 96 miliar untuk pembangunan struktur lanjutan dan finishing empat lantai yakni basement, semibasement, lantai satu dan dua. Mendag juga memberikan apresiasi terhadap Wali Kota Surakarta beserta seluruh jajaran dan para pedagang Pasar Klewer yang bekerja sama dengan baik, sehingga pembangunan berjalan lancar, dan saat pemindahan berjalan lancar serta tanpa konflik.
Menurut Mendag, acara peresmian Pasar Klewer tersebut diawali dengan kirab pindahan pedagang. Hal ini merupakan teladan Presiden Joko Widodo, ketika menjabat sebagai Wali Kota Surakarta.
Bahkan, kata Mendag teladan Jokowi dilanjutkan penerusnya hingga sekarang. Kuncinya, yakni rakyat bisa merasakan dan percaya kepada pemerintah yang jujur, adil, dan mau mendengar serta memperhatikan berbagai masukan harapan dari rakyat.