REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan ucapan duka cita dan kekhawatiran mereka atas serangan terbaru yang terjadi di Ibu Kota Paris, Prancis. Dalam serangan yang tepatnya terjadi di Champs-Elysees tersebut pada Kamis (20/4), satu orang polisi tewas dan dua lainnya terluka.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap agar seluruh warga Prancis kuat dalam menghadapi segala hal. Ia juga menekankan bahwa mereka semua perlu bersikap waspada untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk.
"Kami mengucapkan belasungkawa atas kejadian yang terjadi di Prancis. Semoga rakyat di negara itu dapat kuat dan terus waspada dengan segala kemungkinan serangan," ujar Trump dilansir BBC, Jumat (21/4).
Miliarder itu juga menuturkan bahwa serangan teror sangat mungkin akan terjadi kembali. Tentunya, seluruh dunia menurut Trump harus bersiap menghadapi kejahatan semacam itu. "Seperti serangan teroris lain, apa yang bisa Anda katakan karena itu nampaknya seperti tak akan pernah berakhir," jelas Trump.
Kemudian pemimpin dunia lainnya yaitu Perdana Menteri Inggris Theresa May juga mengecam serangan di Prancis. Ia menyampaikan bela sungkawa terhadap selurh rakyat di negara itu.
"Inggris sangat mengutuk serangan teroris yang mengerikan di Paris, Prancis dan bela sungkawa kami ucapkan melalui Presiden Francois Hollande," ujar juru bicara May.
Kemudian Kanselir Jerman Angela Merkel juga menyampaikan dukungan kepada Prancis yang tengah kembali menghadapi serangan teror. Ia menyampaikan siap untuk membantu apapun yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi keamanan negara itu.
Serangan terbaru di Prancis kali ini disebut melibatkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kejadian bermula saat seorang pria keluar dari mobil dan kemudian mendekati sebuah mobil polisi, hingga tiba-tiba menembakinya dengan senjata api sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Penyerang terus menembaki polisi sambil berusaha melarikan diri dari tempat kejadian. Namun, ia kemudian tewas setelah baku tempat dilakukan.
Hingga saat ini, Prancis masih berada dalam status keadaan darurat, tepatnya sejak serangan terjadi di Ibu Kota Paris pada November 2015 lalu. Keamanan juga diperketat menjelang pemilu yang akan berlangsung di negara itu pada 23 April mendatang.