REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menjadi mediator pertemuan sejumlah perwakilan perusahaan Indonesia dan Malaysia di Kuala Lumpur. Pertemuan dengan tajuk Indonesia - Malaysia Business Networking tersebut dilakukan sebagai bentuk pengembangan potensi kerjasama dan investasi dalam sejumlah proyek pembangunan di Indonesia.
"Peluang investasi dari Malaysia cukup besar. Kita harus bisa menyambut baik dan dikelola lebih serius sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif dan dapat menarik minat lebih banyak investor," ujar Eko dalam siaran persnya, Kamis (20/4).
Dalam pertemuan di Kuala Lumpur tersebut, Eko menjadi mediator pertemuan perusahaan Indonesia dengan delapan perusahaan Malaysia. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di bidang industri, perbankan, pertanian, infrastruktur jalan tol, listrik,dan telekomunikasi.
"Kami berharap dengan masuknya investasi dari Malaysia mampu memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Salah satu yang kami harapkan adalah investasi untuk elektrifikasi di desa-desa sebesar 30.000 megawatt," kata Eko.
Pertemuan ini, terang dia, merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan pejabat tinggi Malaysia di Jakarta beberapa waktu lalu. Kementerian Desa berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama ekonomi kedua negara, khususnya percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan.
Dalam kunjungan ini Eko mengajak sejumlah BUMN, di antaranya PT. Wijaya Karya (WIKA) dan PT. PP. Ia bertindak sebagai pejabat penghubung investasi untuk membantu program percepatan pembangunan, khususnya di bidang perekonomian.