Sabtu 22 Apr 2017 04:35 WIB

Kedatangan Wapres AS Bisa Memuluskan Negosiasi Freeport

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Sebuah truk pengangkut biji tambang beraktivitas di areal pertambangan Grasberg PT Freeport, Mimika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kedatangan Wakil Presiden Amerika, Mike Pence menjadi momen penting bagi Indonesia untuk membahas kelanjutan bisnis Freeport di Indonesia. Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus menilai, momen ini menjadi paling strategis untuk membahas Freeport.

Heri mengatakan selama ini negosiasi terkait Freeport antara pemerintah dengan manajemen Freeport. Hal ini yang ia nilai kesepakatan tak muncul mengerucut pada negoisasi kelanjutan kontrak Freeport.

"Freeport kan perusahaan multinasional. Kemarin kan G to B. Nah ini sekarang ada wapres AS. Ini jadi momen penting untuk membahas kelanjutan Freeport," ujar Heri saat dihubungi Republika, Jumat (21/4).

Heri mengatakan pemerintah bisa menjelaskan posisi pemerintah atas Freeport kepada Wapres AS ini. Ia mengatakan, jika melalui komunikasi bilateral, maka Wapres selaku pemangku kebijakan bisa ikut menyelesaikan persoalan ini.

Heri mengatakan, untuk progress kedepannya jika memang sudah sepakat Freeport melepas divestasi saham, maka momen bagi Indonesia juga untuk bisa meningkatkan kerja sama teknologi dengan Amerika. Ia mengatakan, jangan sampai setelah Freeport dikuasai oleh pemerintah namun pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa.

"Kalau saham jadi dimiliki kita punya kendali dalam menentukan keputusan, yang harus dipikirkan, bagaimana ke depan, Indonesia bisa menerapkan teknologi yang bisa kita kembangkan," ujar Heri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement