REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Karim Cheurfi, pelaku penembakan polisi di Champs Elysees, Paris, Prancis, digambarkan memiliki karakter yang sama dengan kebanyakan anggota ISIS lainnya, yaitu kejam dan tidak memiliki keyakinan akan agama apapun. Tetangganya di pinggiran Kota Chelles, sebelah timur Paris, mendeskripsikan pria berusia 39 tahun itu sebagai sosok yang aneh.
"Semua orang mengenalnya di sini. Dia telah kehilangan akal dan secara psikologis akalnya sudah rusak," kata seorang penduduk Chelles, yang berbicara secara anonim kepada AFP.
Seorang tetangga lainnya, Salim, mengaku tidak pernah melihat Cheurfi di masjid setempat. Menurutnya, Cheurfi bahkan tidak bisa mengoperasikan remote control untuk televisi.
Sementara itu, Abdel yang juga tetangganya mengatakan sikap Cheurfi telah dipengaruhi oleh pengalaman berulangnya di penjara. "Dia sangat membenci polisi dan Prancis," kata Abdel.
Akan tetapi, Abdel mengaku sulit untuk percaya Cheurfi memiliki hubungan dengan ISIS, kelompok radikal yang mengklaim bertanggung jawab beberapa jam setelah penembakan terjadi, Kamis (20/4) malam.
Setelah menembak seorang polisi hingga tewas dengan senjata otomatis dan melukai dua lainnya di Champs Elysees, Cheurfi terbunuh dalam baku tembak. Sebuah catatan pujian terhadap ISIS telah ditemukan di dekat jasadnya.