REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dalang atau otak pelaku pembunuhan sadis sekeluarga di Medan, Andi Lala (34) diketahui memiliki kepribadian tertutup dan agresivitas yang tinggi. Hal ini berdasarkan tes kejiwaan yang dilakukan selama tiga hari.
Kabag Psikologi Biro SDM Polda Sumut AKBP Horas Mangasi Silaen mengatakan, pemeriksaan Andi Lala dilakukan oleh tim psikologi Biro Sumber Daya Manusia Polda Sumut.
"Tes kejiwaan kami lakukan dengan tiga metode, yakni wawancara, tes psikologi dan juga obeservasi terhadap tersangka," kata Horas, Sabtu (22/4).
Horas mengatakan, dari tiga metode tersebut, petugas mendapatkan gambaran tentang dimensi kepribadian tersangka. Dari tes tersebut diketahui bahwa tersangka memiliki kepribadian tertutup dengan tingkat inteligensi cenderung di bawah rata-rata. Hasil pemeriksaan tersebut, kata Horas, menunjukkan Andi Lala tidak memiliki sisi psikopat.
"Namun, di sisi lain, tersangka juga menyimpan sisi agresifitas yang tinggi. Hal itu mengakibatkan tersangka Andi Lala kerap bersifat kognitif dan mengambil keputusan yang tidak rasional," ujar dia.
Andi Lala, warga Jl Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut, ditangkap di Indragiri Hilir, Riau, Sabtu (15/4) subuh. Dia merupakan otak pelaku pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga di Jl Mangaan, Mabar, Medan Deli, Medan, Ahad (9/4). Dua tersangka lain telah diringkus, yakni keponakan Andi Lala, Roni (21), dan Andi Saputra (27).
Kelima korban pembunuhan sadis tersebut, yakni pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (38), kedua anak mereka, Syifa Fadillah Hinaya atau Naya (14) dan Gilang Laksono (11), serta mertua Riyanto, Marni (60). Sementara putri bungsu Riyanto dan Yani, K (4), selamat dari pembantaian. Saat ini, kondisi balita malang yang sempat kritis itu terus membaik dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.