Sabtu 22 Apr 2017 21:36 WIB

Paham Aswaja Disebut Perlu Disegarkan

Ketua Dewan Pembina DPP Laskar Aswaja Marwan Jafar (tengah) saat mengikuti pelantikan dan Rakorwil DPW dan DPC Laskar Aswaja se-Provinsi Jawa Barat di Hotel Lingga, Bandung, Sabtu (22/4).
Foto: istimewa
Ketua Dewan Pembina DPP Laskar Aswaja Marwan Jafar (tengah) saat mengikuti pelantikan dan Rakorwil DPW dan DPC Laskar Aswaja se-Provinsi Jawa Barat di Hotel Lingga, Bandung, Sabtu (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Paham ahlissunnah wal jamaah (aswaja) dinilai perlu kembali disegarkan dalam konteks bernegara dan berbangsa. Ini mengingat persoalan keumatan dan kebangsaan belakangan ini mulai terkoyak karena perbedaan pandangan politik, terutama imbas Pikada DKI Jakarta. 

"Aswaja terbukti sukses menjadi benteng kebangsaan Indonesia, sebagai perekat bangsa, perekat keumatan dan keislaman," kata Ketua Dewan Pembina DPP Laskar Aswaja Marwan Jafar usai acara Pelantikan dan Rakorwil DPW dan DPC Laskar Aswaja se-Provinsi Jawa Barat di Hotel Lingga, Bandung, Sabtu (22/4).

Acara ini dihadiri oleh 1.200 peserta se-Jawa Barat. Turut hadir dalam acara itu Ketua Umum DPP Laskar Aswaja Adhie Tobing Permana, Ketua Dewan Pembina DPW Jabar Dudi S Sutandi, Ketua DPW Laskar Aswaja Jabar Abdul Aziz, dan ulama perwakilan masing-masing daerah.

Sejak Indonesia berdiri, kata Marwan, paham aswaja sudah menjadi pandangan hidup (way of life) mayoritas umat Islam di Tanah Air. Terbukti, Indonesia lebih aman dan damai dibandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah yang mudah tersulut konflik sosial dan politik.

"Persaudaraan Islam juga terjaga, termasuk menjadi solusi masalah-masalah keagamaan dan kebudayaan. Aswaja ini menciptakan harmoni keberagaman dan keagamaan di Indonesia," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu.

Menurut dia, keindonesiaan sudah final sejak disepakati oleh para pendiri bangsa ini. Dengan begitu, bila ada paham dan gerakan yang tidak sesuai dengan dasar negara, maka hal itu perlu diluruskan.

"Jangan lupa Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, bahkan negara kita dipuji-puji demokrasinya oleh negara di Timur Tengah," katanya.

Karena itu, Marwan menegaskan Laskar Aswaja siap menjadi garda terdepan untuk mengawal keindonesiaan dan keumatan dalam bingkai rahmatan lil alamin. Termasuk terus menyebarkan ajaran dan paham aswaja.

"Sekarang ini nyatanya banyak paham-paham yang justru bertentangan dasar negara. Sedikit-sedikit mereka itu mudah mengkafirkan orang lain sesama Muslim. Ini membahayakan generasi muda kita bila tidak dilawan dan diluruskan," ujar Marwan.

Senada dengan itu, Ketua Umum Laskar Aswaja Adhie Tobing Permana mengatakan, siap menghalau paham dan gerakan yang berpotensi memecah belah umat Islam. "Kami tidak ingin Indonesia seperti Suriah dan Mesir. Umat Islam berperang dan terpecah belah. Indonesia ini sudah final dalam bingkai Islam aswaja," ujarnya,

Konsolidasi pengurus Laskar Aswaja pun terus dilakukan. Hingga saat ini, kata Tobing, delapan provinsi sudah terbentuk dan dilantik sebagai pengurus laskar. Antara lain Jawa Barat, Sulawesi Utara, Lampung, Jambi, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Banteng. 

Mereka ini dibekali dengan materi ahlussunnah wal jamaah agar nantinya mampu menyeberluaskan paham keislaman yang inklusif dan rahmatan lil alamin. "Dalam waktu dekat DKI Jakarta akan kita lantik, disusul Jateng, Jatim, dan provinsi lainnya. Semua provinsi di Indonesia akan kita bentuk dan lantik semua," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement