Ahad 23 Apr 2017 13:06 WIB

Pengajian Pedagang Pasar Beringharjo Bersama Artis Marissa Haque

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Agus Yulianto
Arti Marrisa Haque (kiri)  bersama Pendiri  BMT Beringharjo Mursida Rambe (kanan) dan penjual cabe di Pasar Beringharjo Mbah Wito (90 tahun) pada acara Ngaji Bareng bersama Marrisa Haque di Masjid Mutaqien Pasar Beringharjo Yogyakarta, Ahad (23/4)
Foto: neni ridarineni/republika
Arti Marrisa Haque (kiri) bersama Pendiri BMT Beringharjo Mursida Rambe (kanan) dan penjual cabe di Pasar Beringharjo Mbah Wito (90 tahun) pada acara Ngaji Bareng bersama Marrisa Haque di Masjid Mutaqien Pasar Beringharjo Yogyakarta, Ahad (23/4)

REPUBLIKA.CO.ID, Ahad pagi (23/4) sekitar pukul 06.00 WIB para pedagang di Pasar Beringharjo yang merupakan anggota BMT Beringharo sudah mulai berdatangan di Masjid Muttaqien Beringharjo Yogyakarta. Mereka ingin mendengarkan pengajian yang disampaika Marissa Haque. "Kebetulan Mbak Marissa hari ini ada acara di UGM. Dan ia bilang ingin ketemu para buruh gendong dan pedagang Beringharjo karena tesis S2 terkait dengan BMT Beringharjo," kata Pendiri BMT Beringharjo Mursia Rambe pada //Republika//, di Masjid Muttaqien Beringharjo, Ahad (23/4).

Karena itu, pengajian ibu-ibu Pasar Beringhardjo dengan pembicara Marissa Haque dilaksanakan di bulan April yang kebetulan selain ada hari Kartini, juga ada Isra’ Mi,’raj Nabi Muhammad SAW. Yang diundang dalam pengajian ini sekitar 500 orang yang merupakan ibu-ibu pedagang pasar Beringharjo dan buruh gendong serta bapak-ibu yang pernah umroh bersama BMT Beringharjo.

Lebih lanjut Mursida mengungkapkan, sebetulnya kegiatan keagamaaan BMT Beringharjo cukup banyak. Di antaranya: pengajian Dewi Khodijjah merupakan pengajian ibu-ibu Pasar Beringharjo setiap tanggal 21, setiap Jumat dua minggu kedua ada pengajian tukang becak, pengajian tafsir Alquran oleh Takmir Masjid Muttaqien setiap Sabtu pagi.

"Yang paling penting BMT punya kepentingan untuk menyeimbangkan dunia akhirat mereka. Karena, menurut Nabi SAW, sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah di pasar. Jadi, bagaimana mereka berusaha di pasar sebegitu kompetisi, tetapi kami ingin mereka tetap ada di masjid. 

Sebelum Marissa Haque berbicara, pembawa acara Mursida meminta maju Mbah Wito (90 tahun) seorang pedagang cabai di emperan Pasar Beringharjo yang sudah umrah bersama BMT Beringharjo. "Mbah Wito ini pedagang perempuan yang berniat umrah dan menabung, setiap uangnya terkumpul Rp 1 juta diikat pakai karet. Setelah cukup uang, dia daftar umrah di BMT Beringharjo dan pada waktu umrah tinggal di hotel bintang lima," ungkap salah seorang Tokoh Perubahan Republika 2017 ini. 

Selanjutnya Marissa Haque di hadapan bapak/ibu peserta pengajian memberikan motivasi agar para bapak/ibu kalau sudah waktunya shalat menyegerakan shalat dan meninggalkan perniagaan. "Karena bila bapak/ibu menyegerakan shalat, maka perniagaannya akan selalu menguntungkan dan ditolong Allah dari arah yang tak terduga," ujar Marissa yang mengaku lulus S2 dari UGM karena ada BMT Beringharjo.

Ia mengatakan, pengajian seperti ini bagus. "Karena itu ajak yang lain untuk ikut pengajian. Dan dalam bergaul jangan salah pilih. Apabila kita bergaul dengan penjual minyak wangi, maka kita akan  wangi, tetapi bila bergaul dengan pembersih got, kita akan bau got," ungkap ibu dari dua anak ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement