Ahad 23 Apr 2017 15:10 WIB

Mualaf Irlandia, Pelajari Islam dan Malah Temukan Cinta

Panitia memakaikan jilbab kepada seorang mualaf yang baru masuk Islam (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Panitia memakaikan jilbab kepada seorang mualaf yang baru masuk Islam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Berasal dari desa kecil, Mullinavat, Brigj Aylward memeluk Islam 10 tahun lalu saat bekerja di Saudi. Melalui Islam, perawat pediatrik di University Hospital Waterford ini, menemukan apa yang dia cari.

Dilansir dari Irish News, Ahad (23/4), awalnya ia mengaku skeptis, terutama karena wanita di Saudi harus berpakaian tertutup. Tapi, begitu Aylward mengenal orang-orang di balik jilbab dan burka, ia bertekad mempelajari Islam.

"Kebaikan mereka benar-benar memengaruhi saya. Ada kepuasan di sana yang menarik. Dan semakin saya menemukan tentang Islam, maka semakin saya mulai belajar kalau ini tentang cinta," kata Aylward.

Selama beberapa tahun pertama setelah menjadi mualaf, ia tidak mengenakan jilbab dan baru berubah pada 2010. Menurut Aylward, dia ingin mengidentifikasi dirinya sebagai Muslim, dan jilbab adalah salah satu cara untuk melakukan itu.

"Ini adalah keputusan yang tidak pernah saya sesali, walau terkadang ditanya mengapa saya memakainya. Saya tidak keberatan dengan keingintahuan orang dan dengan senang hati saya menjelaskan," ujar Aylward.

Aylward ingin menujukkan kalau jilbab bukanlah simbol penindasan dan kekhawatiran malah datang kepada suaminya, Magdi, warga keturunan Mesir. Magdi takut, istrinya mendapat reaksi yang berlebihan dari orang lain, terutama di tempat kerja.

Bukan cuma darah Irlandianya, ibu dari empat anak ini malah berasal dari pedesaan Irlandia yang jauh dari komunitas Muslim yang ada di Dublin. Mereka akan bertanya darimana saya berasal dan kaget kalau saya baru tumbuh di jalan.

"Komunikasi adalah cara terbaik bagi orang untuk belajar lebih tentang Muslim, kepercayaan, dan tradisi mereka," kata Aylward.

Sekarang, ia pun ingin melihat umat Islam mengambil peran besar di kehidupan publik Irlandia, dan Aylward telah pula memulainya. Ia jadi salah satu penyelenggara konferensi khusus Muslimah di Edmund Rice Center, Waterford. "Saya telah bertemu dengan beberapa orang hebat lewat Islam, teman seumur hidup, dan sekarang saya lebih bahagia dari sebelumnya," ujar Aylward.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement