REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menjelang 100 hari masa jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat (AS), tingkat kepuasan terhadap kinerja Donald Trump hanya sekitar 42 persen saja. Persentase kepuasan tersebut merupakan yang terendah dibandingkan presiden AS lainnya sejak 1945.
Dilaporkan laman The Independent, sebuah jajak pendapat untuk mengukur tingkat kepuasaan kinerja Donald Trump pada 100 hari masa jabatannya dilakukan oleh ABC News dan Washington Post pada 17 April hingga 20 April lalu. Jajak pendapat tersebut melibatkan sekitar 1000 orang dewasa pemilih Trump sebagai sampel.
Dari hasil jajak pendapat tersebut, tingkat kepuasan pemilih terhadap Trump dapat dikatakan tidak memuaskan. Bahkan lebih rendah dibandingkan presiden AS lalu, Barack Obama, yang meraih persentase kepuasaan sekitar 69 persen pada 100 hari masa jabatannya.
Ketidakpuasan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, penolakan Trump untuk menyelidiki dan mengusut tuntas kasus penyalahgunaan peladen email pribadinya oleh saingannya pada pemilihan presiden lalu, yakni Hillary Clinton.
Selain itu, ketidakpuasan pemilih juga disebabkan karena Trump mengakui bahwa AS harus menggelontorkan dana sebesar 20 miliar dolar untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan Meksiko.
Dalam survei tersebut, hanya 34 persen responden yang sepakat bahwa putrinya, Ivanka Trump dan menantunya, Jared Kushner, memiliki posisi atau peran senior di pemerintahan. Sedangkan sisanya menolak atau tidak mendukung hal tersebut.
Kemudian hanya 37 persen yang menyetujui rancangan anggaran belanja federal Trump. Rendahnya persentase terkait hal ini disebankan banyaknya anggaran yang dipotong oleh Trump, termasuk untuk United Nations Population Fund (UNPF), lembaga internasional PBB yang konsen menangani berbagai masalah anak-anak dan perempuan di seluruh dunia.
Kendati demikian, Trump meraih dukungan di atas 50 persen untuk beberapa kebijakannya. Salah satunya adalah keputusannya menyerang Suriah menggunakan rudal jelajah Tomahawk pada beberapa waktu lalu. Lebih dari 50 persen responden mendukung keputusan Trump ini.
Selain itu, Trump juga mendapatkan persentase di atas 50 persen untuk pendiriannya terhadap Korea Utara (Korut). Seperti diketahui AS memang tengah mendesak Korut untuk menghentikan program pengembangan nuklirnya.
Namun di survei tersebut, sekitar 56 persen responden menilai dan percaya bahwa Trump memang belum mencapai banyak hal dalam 100 hari masa jabatannya. Kendati 100 hari pertama masa jabatan dinilai sebagai masa 'bulan madu' bagi presiden terpilih, namun Trump mendapatkan persentase kepuasan terendah. Bahkan paling rendah dibandingkan presiden AS lainnya sejak 1945.