REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Bank Indonesia mengajak perajin batik di Provinsi Bengkulu untuk belajar ke perajin di DKI Jakarta dalam mengembangkan nilai, kualitas dan karakter komoditas batik Bengkulu. "Kita belajar ke Jakarta sebab provinsi ini tidak punya batik khas, tapi bisa meraih pasar dan menggaet peminat," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Christin Sidabutar di Bengkulu, Senin (24/4).
Sementara Bengkulu, menurut dia, memiliki karakter dan ciri khas pada batiknya yang dikenal dengan nama Batik Besurek (batik bersurat). Batik Bengkulu ini memiliki corak khas yang berbeda dengan provinsi lain, yakni dengan motif kaligrafi serta bunga raflesia.
Begitu juga batik asal Kabupaten Rejang Lebong, karakter khasnya yakni bermotif berupa aksara Kaganga Rejang. Motif ini juga hanya ada di daerah itu dan tidak ditemukan pada batik di provinsi lainnya. "Sayangnya batik di Bengkulu belum dikelola dengan baik, seperti model, teknologi, cara pembuatan, bahannya dan yang terpenting sisi kreatifitas," kata dia lagi.
Oleh karena itu, Bank Indonesia merealisasikan program sosial berupa pendampingan bagi kelompok pembatik yang ada di Kota Bengkulu. Mereka diberi pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kreativitas batik yang dihasilkan, selain itu, BI Perwakilan juga memberikan bantuan dana untuk mendongkrak produktivitas dan kualitas dari Batik Besurek. "Oleh karena itu kita ajak belajar ke Jakarta guna membuka wawasan dan sisi kreativitas. Kami juga akan bekerjasama dengan desainer top di Indonesia untuk memperkenalkannya di tingkat premium, kalau bisa ke tingkat internasional," ujarnya.