REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar belum memintai penjelasan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical), Ketua Bidang Perdagangan dan Industri Erwin Aksa dan kader Golkar Fuad Hasan Mahsyur. Hal ini menyusul kehadiran di ketiganya di kediaman Prabowo Subianto usai kemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berdasarkan proses hitung cepat Pilkada DKI Jakarta, Rabu (19/4) pekan lalu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengungkap rencana DPP Golkar yang akan memanggil ketiganya. Namun Ketua Koordinator Bidang Polhukam DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengungkap belum ada pemanggilan tersebut hingga saat ini.
"Belum ada (pemanggilan), lagi pula juga belum ada rapat evaluasi pasca Pilkada kemarin, ini baru beberapa hari dan kepotong libur panjang, mungkin besok atau lusa rapat evaluasi dahulu," ujar Yorrys saat dihubungi pada Senin (24/4).
Menurut Yorrys, rapat evaluasi biasanya didahului oleh rapat Tim Pemenangan Wilayah Satu yang meliputi wilayah Jawa Sumatera untuk Pilkada DKI Jakarta yang dipimpin oleh Nusron Wahid. Baru setelahnya dibawa ke rapat rutin Dewan Pengurus Harian DPP Golkar.
Ia sendiri belum dapat berbicara banyak mengenai evaluasi Partai Golkar berkaitan dengan kekalahan pasangan Basuki-Djarot di putaran dua Pilkada, apakah salah satunya termasuk menyinggung kehadiran trio beringin di Kertanegara tersebut.
"Saya nggak bisa berandai-andai (apa evaluasinya), tapi ini faktanya kalah. Tentu kita akan evaluasi bersama-sama kurangnya dimana," ujar Yorrys.
Namun secara pribadi ia berpendapat kehadiran ketiga kader Golkar tersebut tidak perlu dipersoalkan panjang. Hal ini karena ketiganya diketahui hadir untuk memenuhi undangan Prabowo yang memang memiliki hubungan dekat secara personal.
Apalagi kata Yorrys kehadiran ketiganya juga bukan mewakili Golkar maupun jabatan masing- masing.
"Pak prabowo undang Pak Ical sebagai sahabat, kalau disitu ada konferensi pers, sepanjang dia tidak masuk ke dalam deretan yang beri pernyataan, apanya yang salah? Kecuali dia tampil disitu mengatasnamakan dewan pembina Golkar baru bisa kena sanksi. Kita juga harus realistis dan rasional," ujar Yorrys.
Karenanya, ia menilai tidak perlu sejumlah pihak mengasumsikan kehadiran para kader tersebut sebagai sikap berseberangan dengan partai, yang kemudian memunculkan persoalan baru di partai.
"Itu kan hanya asumsi saja. Kita jangan terlalu sensitif, lihat secara objektif kecuali dia tampil pakai baju golkar atas nama Dewan Pembina berbicara mendukung Anies saya pikir baru kena sanksi. Tapi ini ikan nggak. Lagian mereka kan kesana setelah pilkada usai," ujarnya.