REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan salah satu tempat wisata yang diminati masyarakat di kala libur panjang. Sejak pukul 10.00 WIB, TMII sudah dipadati pengunjung.
Masyarakat dapat membeli tiket sebesar Rp 10 ribu untuk masuk ke dalam TMII. Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, masyarakat dapat menggunakan fasilitas bus keliling dengan harga tiket sebesar Rp. 10 ribu dan berlaku untuk tiga kali naik dalam satu kali putaran.
Ketua Koordinator Bidang Unit Usaha TMII, Dwi Windiarto mengatakan wahana Istana Anak adalah wahana yang paling diminati oleh anak-anak dan masyarakat yang datang. Wahana ini adalah merupakan pelengkap dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di TMII.
TMII beroperasi pada pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. Dari pihak manajemen, Dwi mengatakan untuk jam operasi di libur panjang ini tidak mematok TMII tutup seperti jadwal.
"Dimana itu ada pengunjung yang masih ramai, itu harus diikuti. Jadi tidak harus mesti tutup jam sekian. Sampai jam 12 malam pun dilayani," ujar Dwi di depan wahana Kereta Mini, TMII.
Selain itu, TMII juga memberlakukan pengamanan tambahan pada hari libur panjang. Pada hari biasa, TMII dijaga oleh 150 karyawan "Tapi ada tambahan 50 orang untuk pengamanannya," katanya.
Dwi mengungkapkan, TMII pun memiliki wahana baru, yakni Kereta Mini. Dwi menceritakan lokomotif dan rel Kereta Mini ini sebetulnya adalah buatan sejak 1921. Pada saat itu kereta dan rel yang dikenal dengan nama lori digunakan sebagai pengangkut tebu.
"Sekarang ini kita manfaatkan untuk tempat-tempat rekreasi khususnya hanya ada satu satunya di Taman Mini yang ukuran memang ukuran lori," katanya.
Ia mengatakan penggemar kereta sangat luar biasa di kalangan masyarakat, terutama anak-anak. Kereta Mini ini menjadi ikon karena menyedot antusias pengunjung. Lokomotif dan keretanya yang ada sejak zaman Belanda sudah dimodifikasi. Artinya, Dwi mengatakan, mesin dan perangkat lainnya di kereta tersebut sudah diperbarui sehingga dapat dioperasikan lagi.
Untuk mengoperasikan kereta ini, Dwi akui, tidak mudah. Sebab Kereta Mini ini merupakan aset negara. Sebelumnya, kereta ini sempat tidak beroperasi selama empat tahun.
"Kereta itu kalau kita lihat tidak ada yang jual rel (karena) itu dilindungi oleh Undang-Undang. Jadi kalau kita memperbaiki atau kita mesti mengganti rel itu," katanya.
"Kita harus mengajukan permohonan ke PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). Jadi itu aset negara yang dilindungi, tidak bisa dijual dimana-mana. Untuk itu tidak mudah untuk bisa merenovasi (kereta) secepatnya," ucapnya.
Saat ini, pihak TMII sedang memaksimalkan dan membuat kereta mini tersebut terus beroperasi.
"Sambil berjalan nanti kita akan kerja sama atau minta permohonan pada PJKA. KIta ganti rel itu yang baru supaya kereta ini bisa berjalan normal seperti sebelumnya. Tetapi proses ini memakan waktu yang cukup lama," jelasnya.
Kereta Mini ini sudah diresmikan untuk soft launching sejak 19 April lalu. Selanjutnya, Dwi menuturkan rute Kereta Mini ini masih menggunakan rute lama, yakni jalur dalam TMII. Jalur tersebut kurang lebih melewati 50 persen kawasan TMII.
"Mei ini sudah bisa dua lokomotif dan tujuh gerbong yang jalan. Satu gerbong isinya 28 orang," katanya.
Seorang pengunjung, Kartoni Hardi (35 Tahun) mengajak anak dan istrinya naik Kereta Mini ini dalam rangka liburan. "Habis naik kereta, kami mau ke Istana Anak-Anak dan museum-museum lainnya," kata Kartoni.
Warga Cibubur ini mengatakan TMII masih perlu banyak perbaikan dalam segi infrastrukturnya. Ia juga memberikan saran agar harga tiket Kereta Mini dibedakan untuk dewasa dan anak-anak.
"Tiket kereta untuk anak kecil mestinya dibedain. Selain itu, tiket kereta gantungnya juga mahal," ujarnya.