REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Wahdah Islamiyah Indonesia, Zaitun Rasmin mengajak umat memerangi segala bentuk kemungkaran dalam peringatan Isra' Mi'raj, Senin (24/4).
Menurut dia, dalam peristiwa tersebut Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan shalat lima waktu. Sementara, shalat itu sendiri untuk mencegah kemungkaran.
"Kita berharap shalat sebagai ibadah yang diterima harus benar-benar lebih dijaga. Dihidupkan shalat berjamaah, lebih khusyuk dan bagaimana makna shalat. Shalat itu kan untuk mencegah kemungkaran dan kekejian," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di Kongres Ekonomi Umat yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (24/4).
Baca: Tiga Hikmah Isra' Mi'raj Menurut KH Ma'ruf Amin
Wakil Sekjen MUI Pusat tersebut mengatakan selain umat harus lebih rajin melaksanakan shalat, juga harus rajin memerangi kemungkaran, termasuk juga menegakkan keadilan dan menegakkan hukum. Ia mencontohkan, salah satunya seperti kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Maka kita berharap masalah misalnya penegakan hukum saat ini, terdakwa penistaan Alquran itu benar dihukum sesuai rasa keadilan karena kalau tidak ini sama saja dengan membiarkan kemungkaran," ucapnya.
Rasmin menambahkan masyarakat harus lebih peduli terhadap kasus Surah Al Maidah ayat 51 tersebut dan segala bentuk kemungkaran lainnya. Namun, kata dia, tetap harus ditegakkan dengan jalur hukum yang ada di Indonesia.
"Masyarakat diharapkan peduli tentang ini dengan tentu dengan jalur yang benar. Tidak anarkis tapi harus terus menuntut tegaknya keadilan karena itu bagian dari menegakkan shalat dan perintah shalat ini didapatkan saat Isra Mi'raj," kata Zaitun.