REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Korban meninggal dunia akibat peristiwa penembakan oleh polisi saat razia di Lubuklinggau, Sumatra Selatan bertambah satu orang, yakni Indrayani yang sempat mendapat penanganan di Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang.
"Korban Indrayani meninggal Senin (24/4) sekitar pukul 05.00 WIB," ungkap kuasa hukum korban, Frandes yang mengaku dihubungi Wawan, suami salah satu korban luka Novianti, di Palembang, Senin.
Menurut keterangan keluarga korban, Indrayani yang mengalami luka tembak cukup parah dirujuk ke RS Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk mendapatkan penanganan lebih serius. Indrayani mengalami luka akibat ditembus peluru di sejumlah anggota badannya di antaranya di leher dan lengan kirinya.
"Keluarga mufakat untuk langsung memulangkan jenazah agar dapat segera dimakamkan," kata Frandes.
Menurut dia, keluarga berencana menguburkan jenazah di kampungnya di Desa Belitar Curup, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu di tempat yang sama dengan satu korban lainnya bernama Surini (54 tahun).
Jenazah dibawa dengan ambulans melalui jalur darat. Perjalanan tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar sembilan jam. Hal ini juga dibenarkan oleh Humas RSMH Palembang Hidayati.
Menurutnya, jenazah Indrayani sebelumnya dievakuasi ke kamar jenazah dan akhirnya dibawa keluarga menggunakan mobil ambulans. "Jenazah diberangkatkan dari RSMH Palembang menuju Bengkulu Senin pukul 07.30 WIB," katanya.
Sebelum diberangkatkan, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyempatkan diri mendoakan dan melepas keberangkatan jenazah. Kasus penembakan dilakukan sejumlah oknum anggota Polres Lubuk Linggau terhadap pengemudi dan lima penumpang mobil yang nyaris menabrak polisi saat melakukan razia lalu lintas, Selasa (18/4).
Akibat penembakan itu awalnya satu orang meninggal dunia bernama Surini, warga Rejang Lebong (ibunda Dewi) akibat tiga tembakan pada bagian dada, Indrayani kritis dan empat orang mengalami luka tembak ringan.