REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pengumuman atas sanksi kepada 271 ilmuwan Suriah yang diduga memiliki keterlibatan dalam penggunaan senjata kimia oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Steve Mnuchin pada Senin (24/4) seperti dilansir Associated Press.
"Kami bermaksud untuk menahan rezim Assad bertanggung jawab atas tingkah lakunya yang tidak dapat diterima," ujar Mnuchin kepada wartawan di Gedung Putih.
Mnuchin mengataka bahwa program tersebut menargetkan ilmuwan yang bekerja di Scientific Studies and Research Center Suriah yang memiliki keahlian di bidang kimia atau telah bekerja untuk mendukung program senjata kimia.
Sanksi tersebut juga merupakan tindak lanjut dari serangan udara Trump terhadap basis pangkalan Suriah setelah penggunaan senjata kimia Assad untuk melawan rakyatnya sendiri. "AS mengirim pesan yang kuat dengan tindakan ini, bahwa kita tidak akan mentolerir penggunaan senjata kimia oleh aktor manapun," ujar Mnuchin.
Dia pun mengatakan bahwa ini adalah salah satu tindakan sanksi terbesar dalam sejarah AS. Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengecam tindakan Assad dan menyebut Assad "penjahat" atas penggunaan senjata kimia. Namun Assad membantah keras berada di balik serangan yang diduga menggunakan gas sarin.
AS juga telah mengeluarkan sanksi untuk orang atau perusahaan asing yang mendukung pemerintahan Assad. Sejumlah entitas Iran telah dihukum karena mendukung pemerintah Suriah atau pejuang yang bekerja untuk merongrong perdamaian di Suriah.