Selasa 25 Apr 2017 14:45 WIB

Harapan Civitas Academi Bagi Gubernur Baru DKI Jakarta

Red: Irwan Kelana
Direktur Bina Sarana Informatika Naba Aji Notoseputro.
Foto: Dok BSI
Direktur Bina Sarana Informatika Naba Aji Notoseputro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia merupakan barometer perkembangan Indonesia di berbagai aspek. Baik dari aspek ekonomi, kemajemukan masyarakat, infrastruktur, maupun aspek kemajuan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Saat ini, di DKI Jakarta, kualitas pendidikan sangat bervariasi, dari yang menempati gedung mewah dengan pendingin udara sampai yang sederhana.

Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah di ibu kota, sekolah-sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain, seperti Singapura, Inggris, ataupun Australia. Sekolah lain pun muncul dengan menonjolkan keunggulan kurikulum Indonesia, ataupun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbasis Islam, seperti sekolah dasar Islam terpadu. Selain sekolah yang didirikan oleh pemerintah, banyak pula sekolah yang dikembangkan oleh pihak swasta.

Namun, saat ini pendidikan di DKI Jakarta masih terjadi  ketimpangan yang tinggi. Sekolah bermutu hanya dirasakan oleh masyarakat menengah atas. Sementara pendidikan yang bermutu kurang baik dirasakan menengah ke bawah. Sehingga,  pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi terhambat. Jakarta saat ini, masih tingginya disparitas antara kemiskinan dan kaya, sebagai akibat rendahnya kualitas pendidikan.

Hasil Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) atau real count untuk putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017  menunjukkan pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan–Sandiaga Uno unggul sementara. Dengan hasil tersebut, masyarakat Jakarta berharap banyak, tidak terkecuali Naba Aji Noteseputro, direktur Perguruan Tinggi Bina Sarana Informatika (BSI), sebagai civitas academi.