Selasa 25 Apr 2017 15:15 WIB

Phinisi, Pantun, dan Pencak Silat Diajukan Jadi Warisan Budaya tak Benda UNESCO

Rep: Kabul Astuti/ Red: Winda Destiana Putri
pendekar pencak silat (ilustrasi)
Foto: www.anak-harimau.at
pendekar pencak silat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Pameran Pendukungan Warisan Budaya Tak Benda untuk mendukung beberapa Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang diajukan menjadi Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, di Jakarta, Selasa (25/4). Tiga Warisan Budaya Tak Benda yang diajukan adalah Phinisi, Pantun, dan Pencak Silat.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadjamuddin Ramly mengatakan ketiga Warisan Budaya Tak Benda ini sudah diajukan ke UNESCO dan tinggal menutup penetapan dalam sidang UNESCO yang telah dijadwalkan.

"Ketiganya sudah diajukan ke UNESCO, baik pencak silat, phinisi, maupun pantun. Semua dokumen-dokumen yang diharuskan oleh UNESCO untuk diisi dan diklarifikasi, seperti dokumen pendukung dan karya akademik yang mendukung tentang itu sudah dikirim," kata Nadjamuddin Ramly, kepada Republika, di Gedung Kemendikbud, Selasa (25/4).

Phinisi: The Art of Boatbuilding of The People of South Sulawesi sebagai Representative List ICH UNESCO yang telah diajukan Pemerintah RI pada 2015 akan ditetapkan dalam Sidang UNESCO di Seoul, Korea Selatan, tanggal 4-6 Desember 2017.