REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah kapal selam AS telah tiba di Korea Selatan di tengah kekhawatiran Korea Utara akan melakukan uji coba misil atau uji coba nuklir. Kapal selam USS Michigan yang bersenjata misil tersebut akan bergabung dengan rombongan kapal perang yang dipimpin oleh kapal induk Carl Vinson.
Para pakar khawatir Pyongyang akan merencanakan lebih banyak uji coba nuklir. Apalagi Korut sedang merayakan ulang tahun pendirian tentaranya yang ke-85 pada Selasa, (25/4).
Mereka menandai acara tersebut dengan latihan menembak skala besar. Bahkan dulu mereka merayakan ulang tahunnya dengan uji coba nuklir atau peluncuran misil. Ini menimbulkan ketegangan di Semenanjung Korea dalam beberapa pekan terakhir. Baik AS dan Korut saling melontarkan komentar panas.
Para pakar menilai, semua ini tergantung keputusan Presiden Trump. Menyerang Korut dapat memicu serangan ke Korsel. Seorang pakar mengatakan, satu serangan ke Korsel mengakibatkan puluhan ribu orang mati pada hari pertama.
Mungkin Presiden Trump berpikir kalau Korut mendapatkan senjata nuklir maka mereka bisa menyerang AS. Ini berarti risiko perang harus dilakukan. "Kami sama sekali tidak tahu," ujar para pakar tersebut seperti dilansir BBC, Rabu, (26/4).
Trump mengatakan, dia mengirim armada tempur Semenajung Korea. "AS memiliki kapal selam yang sangat kuat, jauh lebih kuat daripada kapal induk," katanya.
Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pangkalan Militer AS.
Pyongyang marah terhadap pengiriman kapal induk AS. Mereka mengancam akan menenggelamkannya dan melancarkan serangan pendahuluan yang sangat dahsyat.