REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri dan rektor Universitas Amikom Muhammad Suyanto meyakini film animasi Indonesia akan meledak bila didukung pemerintah.
"Kalau diwajibkan (tontonan film animasi di televisi), Indonesia akan meledak," kata Suyanto di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (25/4).
Ia membandingkan, pemerintah Cina dan Korea Selatan mewajibkan tayangan animasi di stasiun televisi. Hal itu salah satu alasan perkembangan dunia animasi di dua negara tersebut terbilang pesat.
Dukungan tersebut, menurutnya, membuat animator-animator Indonesia tertantang untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Ia pernah ditolak oleh stasiun televisi saat menawarkan serial film animasi buatannya. Alasannya, serial animasi itu belum terbukti kualitasnya. Pun pihak stasiun televisi khawatir serial animasi itu, justru menurunkan rating.
Suyanto kemudian terpacu meriset film animasi yang kerap mendapat penghargaan Oscar. Kemudian, ia menerbitkan buku bagaimana membuat film animasi kelas dunia. Ia meyakini, harga film animasi lebih mahal dari pesawat terbang.
Republika mengaugerahi penghargaan pada Profesor Suyanto karena kiprahnya di dunia animasi. Program pengembangan animasinya banyak mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Salah satu film karyanya adalah Battle of Surabaya.
Suyanto mempersembahkan penganugerahan Tokoh Perubahan Republika pada keluarga besar MSV Pictures, Universitas Amikom dan kelurganya. Dalam kesempatan itu, Suyanto juga menyampaikan terima kasih pada Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachri atas dukungannya setiap dirinya mempromosikan film di luar negeri.