REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ingin memciptakan budaya aman untuk melatih naluri bencana setiap masyarakat.
"Membangun budaya aman, itu menciptakan naluri bencananya (masyarakat)," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Garaha BNPB Jakarta, Rabu (26/4).
Ia mengatakan membangun budaya kesiapsiagaan bencana bertujuan untuk meminimalisasi jumlah korban saat terjadi bencana. Otomatis, budaya itu akan mengurasi risiko bencana. Pun, ia mengatakan, budaya kesiapsiagaan bencana penting diterapkan tidak hanya pada masyarakat di sekitar daerah bencana, tetapi juga sekolah, gedung, perkantoran dan lain-lain.
"Ini untuk membangun mental masyarakat," ujar dia.
Willem mencontohkan, budaya kesiapsiagaan bencana membuat 95 persen orang di Jepang selamat dari dampak bencana. Ia menyebut, selama ini Indonesia memiliki sistem peringatan dini yang cukup bagus. Namun, ia sanksi apakah pesan peringatan dini sampai ke masyarakat.
"Setelah diterima masyarakat, paham apa yang harus dilakukan. Hulu sampai hilir semua terlibat," jelasnya.
Willem mengingatkan ancaman bencana tidak pernah pilih-pilih korbannua. Sehingga, ada dua hal penting yang harus dipahami masyarakat. Pertama, membangun kesadaran naluri dan memahami situasi lingkungannya. "Mereka akan tahu bagaimana merespon. Kesiapsiagaan yang baik, maka akan lebih banyak orang terselamatkan dari bencana," ujar dia.