REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Association Of The Indonesia Tours and Travel Agency (Asita) atau Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan total transaksi Rinjani Travel Mart (RTM) II mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar. Ketua DPD Asita NTB Dewantoro Umbu Joka menjelaskan, besaran total target transaksi diperoleh dari hitung-hitungan kasar. RTM II sendiri akan diikuti 200 buyers dalam dan luar negeri.
Malaysia menjadi salah satu negara penyumbang buyers terbanyak dengan 84 travel agen dari 200 total buyers yang ada. Dewantoro menilai, jika satu buyers membeli paket senilai Rp 100 juta, maka total transaksi akan menyentuh angka Rp 20 miliar. "Kita berharap bisa lebih dari itu, mungkin saja satu buyers beli paket lebih dari Rp 100 juta," kata Dewantoro dalam jumpa pers di Golden Palace, Mataram, NTB, Rabu (26/4).
Dewantoro optimistis, target yang dicanangkan dapat terealisasi. Menurut Dewantoro, destinasi wisata di Lombok kini sedang menjadi primadona setelah Pulau Bali. "Saya yakin bisa karena Lombok ini sedang booming. Paket wisata Lombok ini tidak murah-murah banget dan tidak mahal-mahal banget," ungkap Dewantoro.
Dewantoro memprediksi potensi transaksi hingga akhir tahun sebagai dampak dari penyelenggaraan RTM II mampu mencapai Rp 100 miliar. Dia menjelaskan, RTM II cukup berbeda dengan penyelenggaraan Travel Mart lain yakni hubungan bisnis atau pelaku usaha dengan customer yang nominal transaksinya bisa diketahui saat acara berlangsung.
"Kalau RTM II ini kan antara B to B, jadi bisa saja dia baru ambil paket untuk beberapa bulan ke depan. Harapan kami bisa ada potensi transaksi, baik langsung maupun bulan berikutnya," kata Dewantoro menegaskan.