REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menanggapi positif tawaran kerja sama Wall Street English (WSE) untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris buruh migran. Pasalnya peluang tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di sektor formal sangat besar.
Namun sayangnya, seringkali peluang tersebut terkendala masalah kemampuan bahasa sehingga tantangannya adalah bagaimana meningkatkan kemampuan teknis berbahasa. "Saya sangat mengapresiasi rencana ini, mengingat kemampuan Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang sangat penting supaya buruh migran Indonesia bisa bersaing di kancah global," ujar Hanif dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (26/4).
Wall Street English adalah bagian dari Pearson, perusahaan pendidikan terbesar di dunia. Pearson memiliki 37 ribu karyawan yang berbasis di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Wall Street English memiliki kantor pusat di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Barcelona, Spanyol, dan Luxembourg.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker Hery Sudarmanto mengatakan tenaga kerja asing seperti Filipina memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang bagus sehingga perlu meningkatkan kemampuan di bidang bahasa supaya bisa bersaing. Menurut dia, untuk level budaya, Indonesia lebih unggul dibanding negara-negara lain. "Tetapi untuk kemampuan bahasa, kita masih tertinggal. Oleh karena itu, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuan Bahasa Inggris," kata Hery.
Selama ini, Kemnaker sudah bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), namun kerja sama dengan WSE ini diharapkan mampu memberi dampak yang semakin baik terhadap peningkatan kemampuan bahasa buruh migran. "Langkah selanjutnya yang akan diambil adalah melakukan pembicaraan bilateral antara WSE dengan Kemnaker," ujarnya.