REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjelaskan sebaran investasi di luar Jawa semakin meningkat menjadi Rp 75,3 triliun atau setara dengan 45,4 persen dari total investasi. Dia mengatakan, angka ini juga lebih tinggi dibanding Triwulan satu 2016 yang hanya sebesar 44,9 persen.
Tercatat, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan lima lokasi proyek besar, yaitu Jawa Barat sebesar Rp 29,3 triliun atau sekitar 17,7 persen. Berikutnya, DKI Jakarta sebesar Rp 24,2 triliun, atau sekitar 14,6 persen.
Jawa Timur sebesar Rp 12,6 triliun, atau sekitar 7,6 persen, Banten dengan Rp 12,4 triliun atau sekitar 7,4 persen, dan Jawa Tengah dengan Rp 11,9 triliun atau sekitar 7,2 persen. “Realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 90,5 triliun atau 54,6 persen,” ujar Thomas, Rabu (26/4).
Sedangkan, realisasi investasi PMDN dan PMA berdasarkan lima sektor usaha besar, yaitu Pertambangan dengan Rp 23,6 triliun, atau sekitar 14,2 persen, Industri Makanan dengan Rp 18,5 Triliun, atau sekitar 11,1 persen, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dengan Rp 18,4 triliun, sekitar 11,1 persen. Lalu, Listrik, Gas dan Air dengan Rp 16,7 triliun, atau sekitar 10,1 persen, dan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik dengan Rp 15,2 triliun, atau sekitar 9,2 persen.
Selain itu, Thomas juga menyebutkan lima besar negara asal PMA, yaitu Singapura dengan 2,1 miliar dolar AS, atau sekitar 28,2 persen, Jepang sebebsar US$ 1,4 miliar, atau 19,2 persen, dan Cina sebesar 0,6 miliar miliar dolar AS, atau sekitar 8,2 persen.
“Amerika Serikat juga investasi sebesar 0,6 miliar dolar AS atau 8,2 persen, sedangkan Korea Selatan dengan 0,4 miliar dolar AS atau 5,8 persen,” tambah dia.