REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan tingginya harga tanah di Ibu Kota Jakarta. Harga yang terlampau tinggi ini membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan rumah murah, sehingga mereka harus mencari rumah di pinggiran Jakarta dengan harga lebih rendah, tapi jaraknya cukup jauh.
Menurut Jokowi, harga tanah di Jakarta saat ini ada yang mencapai Rp 200 juta hingga Rp 250 juta per meter persegi. Jika harganya setinggi ini, dia mempertanyakan bagaimana rakyat bisa membeli tanah untuk membangun rumah.
"Ini memang kesalahan pemerintah, kenapa dari dulu kita tidak punya bank tanah, land bank," kata Joko Widodo dalam peresmian pembangunan Rusunami di Ciputat,Tangerang Selatan, Kamis (27/4).
Menurut dia, jika pemerintah sejak lama memiliki 30 persen lahan kosong di Jakarta, maka pembangunan Rusunami bisa lebih mudah. Perumahan juga bisa dibangun dengan harga yang terjangkau.
Dengan jarak yang jauh dari rumah ke tempat bekerja atau kawasan industri, Jokowi mengatakan pekerja harus mengeluarkan biaya tambahan lebih tinggi untuk transportasi. Penambahan biaya ini berdampak terhadap konsumsi rumah tangga yang tertahan. Padahal, jika rumah dibangun di kawasan dekat dengan tempat kerja, transportasi akan lebih murah dan biayanya bisa dialihkan ke sektor konsumsi lain.
Kondisi ini pun memaksa pemerintah untuk membangun rumah dengan harga yang terjangkau oleh pembeli di daerah penunjang Ibu Kota. Menurut Jokowi, subsidi untuk pembangunan rumah murah akan terus digalakkan baik oleh pemerintah maupun BUMN agar semua pekerja bisa mendapatkan kesejahteraan dari rumah yang mereka miliki.